Potensi Ikan Tuna Sumbawa Barat Belum Dimanfaatkan

id sumbaw barat tuna

Potensi Ikan Tuna Sumbawa Barat Belum Dimanfaatkan

Kepala Dinas Perikanan, Kelautan dan Peternakan Kabupaten Sumbawa Barat H Abbas.

Meski Pemerintah Kabupaten Sumbawa Barat telah memberi kemudahan bagi investor bidang perikanan, namun potensi perikanan yang memiliki nilai ekonomis sangat tinggi itu belum ada yang melirik,"
Sumbawa Barat (Antara NTB) – Potensi perikanan tangkap, khususnya ikan tuna di Kabupaten Sumbawa Barat yang cukup besar mencapai 3 ribu ton pertahun  hingga saat kini belum dimanfaatkan secara maksimal.

"Meski Pemerintah Kabupaten Sumbawa Barat telah memberi kemudahan bagi investor bidang perikanan, namun potensi perikanan yang memiliki  nilai ekonomis sangat tinggi itu belum ada yang melirik," kataujar Kepala Dinas Perikanan Kalautan dan Peternakan Kabupaten Sumbawa Barat H Abbas yang di Taliwang, Senin.

Ia mengatakan berdasarkan data Dinas Kelautan Perikanan dan Peternakan Sumbawa Barat, potensi ikan tuna di perairan Sumbawa Barat mencapai tiga ribu ton per tahun.

"Perairan selatan Sumbawa Barat yang terkoneksi langsung dengan samudera Indonesia, merupakan jalur migrasi ikan tuna, baik ikan tuna sirip biru maupun ikan tuna gigi anjing, namun potensi itu hingga kini belum ada mengelola," ujarnya.

Menurut dia, kendala utama pengembangan sektor perikanan tangkap tersebut adalah kemampuan, baik skill, alat tangkap maupun  modal nelayan lokal yang masih relatif terbatas.

Ia mengatakan pada umumnya nelayan lokal di Sumbawa Barat merupakan nelayan tradisional dengan alat tangkap berupa pancing dan jaring seadanya.

Abbas mengatakan perahu yang mereka gunakan masih terbatas  sebatas perahu dengan mesin ketinting, sehingga tidak mungkin menjangkau lokasi penangkapan tuna yang berada di laut lepas.

Sebenarnya, kata dia, pemerintah daerah tahun 2013 -2014 pernah memberikan bantuan berupa kapal tangkap modern yang bersumber dari APBN, namun karena kendala skill dan modal, kapal bantuan tersebut tidak bisa bisa dimanfaatkan maksimal.

"Pengoperasian kapal tangkap modern itu membutuhkan skill khusus dan modal cukup besar untuk pengoperasiannya. Itu yang masih belum dimiliki nelayan lokal,” kata Abbas.

Ia mengakui tahun 2013 – 2014 sempat ada investor dibidang pemancingan ikan tuna yang masuk lewat kerjasama dengan PT Newmont Nusa Tenggara (PTNNT).

Menurut Abbas pihak dinas terkait, bahkan telah mempersiapkan sejumlah kelompok nelayan untuk terlibat dalam aktifitas perusahaan itu, sekaligus dalam rangka alih tekhnologi penangkapan, namun aktifitas perusahaan itu terhenti tanpa alasan yang jelas.

"Visinya seperti apa tidak jelas, mereka hilang begitu saja dan tidak pernah ada laporan lagi tentang aktifitasnya sampai sekarang," ujarnya.

Kedepan, Abbas berharap ada investor yang masuk dan mengelola potensi dimaksud, sekaligus sebagai upaya transfer pengetahuan dan tekhnologi kepada nelayan lokal dan Dinas Kelautan Perikanan dan Peternakan Sumbawa Barat juga terus mengembangkan kelompok nelayan secara kelembagaan.

Abbas mengakui kewenangan untuk perizinan memang di provinsi, tetapi pihaknya berjanji siap membantu dan mempermudah dalam proses penerbitan rekomendasi bagi investor yang mau masuk

“Memang harus ada perusahaan yang menjadi pengelola sekaligus menjadi pendamping. Kalau kita berharap ke nelayan lokal, kemampuan skill dan modalnya belum memadai,"jarnya.(*)