BI NTB: Kredit Bermasalah Sektor Penggalian Tinggi

id Kredit Macet

BI NTB: Kredit Bermasalah Sektor Penggalian Tinggi

(1)

"Kami belum tahu pasti kenapa tinggi sekali"
Mataram (Antara NTB) - Kantor Perwakilan Bank Indonesia Nusa Tenggara Barat mencatat rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL) sektor pertambangan dan penggalian pada triwulan II/2016 mencapai 24,43 persen atau lebih tinggi dibandingkan tiga bulan sebelumnya sebesar 18,18 persen.

"Kredit bermasalah lebih dominan di sektor penggalian, bukan sektor tambang. Kami belum tahu pasti kenapa tinggi sekali," kata Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Nusa Tenggara Barat (NTB) Prijono, di Mataram, Kamis.

Ia mengatakan, untuk kredit di sektor tambang, terutama perusahaan skala besar, seperti PT Newmont Nusa Tenggara disalurkan oleh bank dari luar NTB.

Sementara kredit untuk perusahaan atau usaha dagang yang bergerak di sektor penggalian, seperti penggalian pasir, batu kerikil dan tanah urug disalurkan oleh bank yang beroperasi di NTB, sehingga data kredit bermasalah terekam di Kantor Perwakilan BI NTB.

Meskipun NPL sektor penggalian relatif tinggi, kata Prijono, tidak terlalu besar pengaruhnya terhadap pembentukan NPL industri perbankan secara umum di NTB karena nilai kredit yang disalurkan juga relatif kecil.

"Rasio NPL sektor korporasi masih terjaga di bawah ambang batas 5 persen, yaitu sebesar 2,07 persen dari total kredit yang disalurkan pada triwulan II/2016 sebesar 25,81 triliun dan menurun dibandingkan triwulan sebelumnya yang sebesar 2,15 persen," ujarnya.

Meskipun tidak terlalu berpengaruh, kata dia, pihaknya tetap meminta perbankan untuk lebih berhati-hati menyalurkan kredit ke sektor penggalian untuk memitigasi risiko yang tinggi.

"Upaya mitigasi perbankan agar lebih berhati-hati terhadap sektor yang berisiko tinggi tidak hanya dilakukan oleh BI, tapi juga orotitas lainnya, seperti Otoritas Jasa Keuangan," ucap Prijono. (*)