Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) Imam Gunarto mengingatkan para arsiparis untuk tetap menjaga netralitas pada masa kampanye Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.
"Hiruk-pikuk pemilu serentak semakin ramai dalam dua-tiga bulan terakhir ini, arus informasi dan berita juga semakin tidak terkendali. Untuk para pejuang kearsipan, waspadalah, dan tetap teguh melayani informasi kearsipan kepada masyarakat dengan semangat keadilan," kata Imam dalam acara "Refleksi Kearsipan akhir tahun 2023" yang diikuti secara daring di Jakarta, Jumat.
Ia menegaskan netralitas adalah jiwa arsiparis yang paling mendasar, sedangkan imparsial adalah sifat dasar dari arsip yang menjadi tanggung jawab utama untuk dijaga bersama.
Baca juga: Duta Arsip RI: Arsiparis adalah pengawal peradaban bangsa
"Dokumentasikan dan selamatkan arsip pemilu serentak dengan semangat tanpa berpihak serta jiwa yang kokoh untuk menjaga warisan dokumenter dan peradaban manusia," ucapnya.
Imam memaparkan arsip berada di dalam lingkungan strategis cita-cita bangsa yaitu reformasi birokrasi tematik yang langsung berdampak pada masyarakat, diantaranya pengentasan kemiskinan, peningkatan investasi, percepatan prioritas aktual Presiden, dan digitalisasi administrasi pemerintahan.
"Penyelenggaraan kearsipan harus diarahkan untuk mempercepat pelaksanaan reformasi birokrasi tematik dan layanan kearsipan itu sendiri juga harus memberikan dampak langsung kepada masyarakat," tuturnya.
Selain itu, menurutnya, peran arsip juga berkaitan dengan berbagai peristiwa geopolitik dan konstelasi perebutan pengaruh, sebagaimana peristiwa di dunia yang sedang terjadi saat ini, diantaranya perang Ukraina dan Rusia, Israel dan Hamas di Palestina yang masih memanas, ketegangan di Laut China Selatan, termasuk mengalirnya pengungsi Rohingya ke Aceh.
Baca juga: Mendes: Arsiparis seperti malaikat pencatat perbuatan baik dan buruk
"Semua peristiwa di dunia tersebut memberikan pengaruh langsung maupun tidak langsung terhadap situasi domestik di Indonesia. Tantangan kita bagaimana mengelola arsip dan kearsipan untuk mengelola kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), mendorong performa negara agar lebih berdaya saing di antara negara-negara yang saling berebut dominasi," paparnya.
Untuk itu ia menekankan organisasi dan sistem kerja kearsipan harus lincah, yang dapat diwujudkan apabila para arsiparis memiliki prinsip keterbukaan pada tiga hal yakni pikiran (open mind), hati (open heart), dan kemauan (open will).
"Open mind, membuka pikiran dan terus beradaptasi dengan hal-hal baru. Open heart, melaksanakan apa yang ada di pikirannya dengan tulus, dan open will, melaksanakan apa yang ada di pikiran dan hatinya untuk menyesuaikan dengan perkembangan zaman," kata Imam Gunarto.
Baca juga: UI siapkan Arsiparis berkompeten level D4
Ia menegaskan netralitas adalah jiwa arsiparis yang paling mendasar, sedangkan imparsial adalah sifat dasar dari arsip yang menjadi tanggung jawab utama untuk dijaga bersama.
Baca juga: Duta Arsip RI: Arsiparis adalah pengawal peradaban bangsa
"Dokumentasikan dan selamatkan arsip pemilu serentak dengan semangat tanpa berpihak serta jiwa yang kokoh untuk menjaga warisan dokumenter dan peradaban manusia," ucapnya.
Imam memaparkan arsip berada di dalam lingkungan strategis cita-cita bangsa yaitu reformasi birokrasi tematik yang langsung berdampak pada masyarakat, diantaranya pengentasan kemiskinan, peningkatan investasi, percepatan prioritas aktual Presiden, dan digitalisasi administrasi pemerintahan.
"Penyelenggaraan kearsipan harus diarahkan untuk mempercepat pelaksanaan reformasi birokrasi tematik dan layanan kearsipan itu sendiri juga harus memberikan dampak langsung kepada masyarakat," tuturnya.
Selain itu, menurutnya, peran arsip juga berkaitan dengan berbagai peristiwa geopolitik dan konstelasi perebutan pengaruh, sebagaimana peristiwa di dunia yang sedang terjadi saat ini, diantaranya perang Ukraina dan Rusia, Israel dan Hamas di Palestina yang masih memanas, ketegangan di Laut China Selatan, termasuk mengalirnya pengungsi Rohingya ke Aceh.
Baca juga: Mendes: Arsiparis seperti malaikat pencatat perbuatan baik dan buruk
"Semua peristiwa di dunia tersebut memberikan pengaruh langsung maupun tidak langsung terhadap situasi domestik di Indonesia. Tantangan kita bagaimana mengelola arsip dan kearsipan untuk mengelola kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), mendorong performa negara agar lebih berdaya saing di antara negara-negara yang saling berebut dominasi," paparnya.
Untuk itu ia menekankan organisasi dan sistem kerja kearsipan harus lincah, yang dapat diwujudkan apabila para arsiparis memiliki prinsip keterbukaan pada tiga hal yakni pikiran (open mind), hati (open heart), dan kemauan (open will).
"Open mind, membuka pikiran dan terus beradaptasi dengan hal-hal baru. Open heart, melaksanakan apa yang ada di pikirannya dengan tulus, dan open will, melaksanakan apa yang ada di pikiran dan hatinya untuk menyesuaikan dengan perkembangan zaman," kata Imam Gunarto.
Baca juga: UI siapkan Arsiparis berkompeten level D4