Jakarta (ANTARA) - Lembaga survei Indikator Politik Indonesia mengungkapkan mayoritas responden menyatakan cukup atau sangat percaya pemilihan umum (Pemilu) pada 14 Februari 2024 bebas dari intervensi pemerintah.
“Kalau kita gabungkan, jumlahnya hampir 60 persen yang percaya bahwa tidak ada intervensi pemerintah dalam Pemilu” ujar Hendro dalam acara Evaluasi Publik Atas Pemilu 2024 dan Isu-isu Malpraktek Elektoral yang dipantau secara daring di Jakarta, Rabu.
Lebih lanjut, sebanyak 27,4 persen responden mengatakan kurang percaya, sementara sebanyak 18,6 persen menjawab sangat percaya dan sebanyak 7,4 persen responden menjawab tidak percaya sama sekali.
Menurutnya, pihak penyelenggara Pemilu, yakni KPU, Bawaslu, serta pemerintah perlu memberikan respon terhadap ketidakpercayaan publik bahwa pemerintah tidak campur tangan dalam Pemilu.
“Apabila digabungkan, sekitar 35 persen yang tidak percaya bahwa pemerintah tidak intervensi pemilu. Ini jumlah yang besar. Isu ini ada di mata publik. Petugas Pemilu lah yang harus bertanggung jawab untuk menjelaskan ini kalau memang image 35 persen yang tidak percaya ini perlu diatasi,” ujarnya.
Selain itu, berdasarkan basis pendukung capres-cawapres, mayoritas yang menjawab percaya soal Pemilu bebas dari intervensi berasal dari basis pendukung Prabowo-Gibran, yakni sebesar 67,1 persen. Sedangkan kelompok yang kurang percaya bahwa Pemilu 2024 bebas dari intervensi pemerintah mayoritas dari basis pendukung Anies-Muhaimin, yakni sebesar 45,8 persen.
Indikator Politik Indonesia menyelenggarakan survei telepon kepada publik nasional untuk menanyakan tentang kepuasan publik terhadap penyelenggaraan pemilu, evaluasi terhadap kejujuran dan keadilan pemilu.
Baca juga: Wisatawan Gen Z dan milenial lebih banyak putuskan berlibur untuk hilangkan stres
Baca juga: Survei Indikator sebut Prabowo-Gibran menang telak berkat partisipasi anak muda
Target populasi survei ini adalah Warga Negara Indonesia (WNI) yang berusia 17 tahun ke atas atau sudah menikah dan memiliki telepon atau ponsel. Jumlahnya sekitar 83 persen dari total populasi nasional.
Sampel dipilih melalui metode Random Digit Dialing (RDD) sebanyak 1.227 responden. Margin of error survei diperkirakan kurang lebih 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen dengan asumsi simple random sampling.