Jakarta (ANTARA) - Pelari trail Indonesia Arief Wismoyono bertekad mempertajam catatan waktu finisnya sebagai pelari trail Tanah Air yang berhasil finis tercepat di lari lintas alam terbesar dunia Ultra-Trail du Mont Blanc (UTMB).
Arief saat ini menyandang pelari trail dengan catatan waktu terbaik dari Indonesia yang finis di UTMB dengan 35 jam 56 menit 29 detik pada 2021 silam yang menempuh jarak 171 kilometer (km) atau setara perjalanan Jakarta-Bandung melalui jalan tol yang masih ditambah 20 km lagi.
Pada tahun ini, ia ingin mempertajam catatan waktunya dengan target finis di bawah waktu 30 jam pada UTMB 2024 yang akan digelar pada akhir Agustus nanti dengan start di Chamonix, Prancis.
"Target di bawah 30 jam, orang Indonesia belum ada yang finis di bawah 30 jam. Sekarang saya pelari tercepat yang finis UTMB dari Indonesia, 35 jam 56 menit waktu 2021 sampai sekarang saya paling cepat. Saya pengen lebih cepat lagi di bawah 30 jam," kata Arief ketika ditemui ANTARA seusai ia mengikuti jumpa pers pergelaran 'Trail of the Kings (TOTK) Danau Toba, Sumatra Utara' di ruangan press conference Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Jumat.
Dibuat pada tahun 2003, UTMB adalah lomba lari trail paling mistis dan bergengsi di dunia yang melewati jalur Mont-Blanc yang merupakan pegunungan Alpen yang tertinggi di Eropa barat, dengan melalui tiga negara Italia, Swiss, dan Prancis.
Para peserta yang mengikuti ajang "naik haji" pelari trail seluruh dunia ini akan menempuh jarak 171 km dengan ketinggian 10.000 meter dengan limit waktu 46 jam 30 menit atau sekitar hampir dua hari.
Keberhasilan menyelesaikan ajang lomba ini juga merupakan prestasi tersendiri mengingat medannya yang naik turun dan ekstrem serta melewati berbagai macam cuaca, baik panas, berangin, dingin, hujan, hingga salju.
"Untuk bisa di sana itu merupakan suatu prestasi kan kalau kita bisa podium di sana ya gak akan, inilah, gak bisa. Untuk lomba di sana juga sebagai kebanggaan karena tadi 10 ribu total pesertanya, kalau gak dibatasi bisa 50 ribu karena kan untuk konservasi lingkungan juga," tambahnya.
Dalam kesempatan yang sama, untuk memenuhi targetnya itu, Arief saat ini sudah mulai menjaga kondisi fisiknya. "Persiapannya kalau sekarang latihannya belum spesifik buat UTMB, tapi sekarang latihan-latihan kan juga ada event-event yang saya ikuti, itu juga bagian dari latihan," katanya.
Terkhusus di bulan Ramadhan ini, ia mengatakan pola latihannya tidak berbeda jauh dari hari biasa dimana yang membedakan hanyalah durasi latihannya yang maksimal berjalan 1,5 jam.
Baca juga: Luhut optimistis Zohri mampu catatkan waktu 10 detik
Baca juga: Asian Games: Dua Pelari Robi dan Rikki pecahkan catatan waktu terbaik
Ia juga mengatakan sedikit mengubah jam latihannya yang pada bulan Ramadhan kerap berlatih sore hari menjelang waktu berbuka puasa dan juga pada malam hari.
"Justru saya kalau selama bulan Ramadhan saya tetap latihan, tadi juga baru lari 6 km tadi pagi di Bandung, kan saya dari Bandung. Selama bulan Ramadhan tu saya cuma ngurangin durasi waktunya aja, maksimal waktunya 1,5 jam, saya juga tetap naik ke gunung," kata Arief.
"Iya cuma dikurangin durasinya, untuk jam latihannya sama atau sore sih sebelum buka. Ya kalau puasa (pola makannya) dibanyakin proteinnya dan pas puasa latihan malamnya ada untuk yang latihan panjangnya," tambahnya.
Berita Terkait
Puluhan Warga Mataram Lakukan Aksi Gunduli Kepala
Jumat, 21 Agustus 2015 15:53
Haji- 60 Persen Calon Haji Mataram Risiko Tinggi
Rabu, 19 Agustus 2015 21:37
Bupati Sumbawa Barat Evaluasi Jelang Akhir Jabatan
Selasa, 11 Agustus 2015 7:40
Legislator Kecewa Anggaran Sosial Minim Dialokasikan Pemprov NTB
Rabu, 5 Agustus 2015 23:18
Anggaran pengamanan pilkada sumbawa barat rp1,5 miliar
Jumat, 31 Juli 2015 15:01
Paket "K2" Pertama Mendaftar Ke KPU KSB
Senin, 27 Juli 2015 11:14
Paket "f1" didukung partai terbanyak dalam pilkada
Minggu, 5 Juli 2015 14:21
Ikan tuna NTB mengandung merkuri kadar rendah
Rabu, 10 Juni 2015 6:56