Ekonom UI nilai kenaikkan BI-Rate berdampak positif

id BI,Suku Bunga,BI Rate

Ekonom UI nilai kenaikkan BI-Rate berdampak positif

Ilustrasi - Petugas bank menghitung uang dolar. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/YU/aa. (ANTARA FOTO/MUHAMMAD ADIMAJA)

Jakarta (ANTARA) - Ekonom Lembaga Penelitian Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (FEB UI) Teuku Riefky menilai keputusan Bank Indonesia (BI) untuk menaikkan suku bunga acuan atau BI-Rate di level 6,25 persen akan berdampak positif terhadap nilai tukar rupiah.

Namun, Ia memberikan catatan bahwa kenaikan BI-Rate juga akan menimbulkan risiko memperlambat pertumbuhan ekonomi Indonesia karena meningkatnya biaya kredit (cost of credit) yang lebih tinggi.

"Mengenai (kenaikkan) BI-Rate, sebetulnya akan berdampak positif ya terhadap rupiah, cuman memang kan di sisi lain juga akan memiliki dampak terhadap sektor riil yang kemungkinan akan memperlambat pertumbuhan ekonomi," kata Riefky saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Rabu.

Adapun Bank Indonesia (BI) menaikkan suku bunga acuan atau BI-Rate sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 6,25 persen untuk memperkuat stabilitas nilai tukar dan mencegah pertumbuhan ekonomi dari dampak rambatan global.

Melalui Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI pada 23-24 April 2024, BI juga memutuskan untuk meningkatkan suku bunga deposit facility sebesar 25 basis poin menjadi 5,5 persen, dan suku bunga lending facility sebesar 25 basis poin menjadi 7 persen.

Baca juga: BI perlu pertahankan bunga imbas konflik geopolitik
Baca juga: Menimbang opsi terbaik untuk menjaga kestabilan rupiah di tengah penguatan dolar


"Kenaikan suku bunga ini untuk memperkuat stabilitas nilai tukar rupiah dari kemungkinan memburuknya resiko global serta sebagai langkah pre-emptive dan forward looking untuk memastikan inflasi tetap dalam sasaran," kata Gubernur BI Perry Warjiyo dalam Pengumuman Hasil Rapat Dewan Gubernur BI Bulan April 2024 di Jakarta, Rabu.

Perry menuturkan keputusan tersebut juga untuk memastikan inflasi tetap dalam sasaran 2,5 plus minus satu persen pada 2024 dan 2025 sejalan dengan stance kebijakan moneter yang pro-stability.