Pamsimas, program pemenuhan air bersih di Lombok Tengah saat musim kemarau

id Pamsimas ,Lombok Tengah ,NTB

Pamsimas, program pemenuhan air bersih di Lombok Tengah saat musim kemarau

Warga mengambil air bersih dari jaringan pipa yang dibangun melalui program penyediaan air minum dan sanitasi berbasis masyarakat (Pamsimas) di kawasan pesisir pantai di Desa Laroue, Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah, Kamis (22/2/2024). ANTARA FOTO/Mohamad Hamzah/aww

Praya, Lombok Tengah (ANTARA) - Sebagian wilayah di Pulau Lombok, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), merupakan wilayah yang rawan kekeringan. Saat musim kemarau melanda, tidak sedikit warganya kesulitan air bersih.

Salah satu daerah yang rawan kekeringan itu adalah sebagian wilayah Kabupaten Lombok Tengah. Meski daerah tersebut memiliki sumber mata air, seperti air terjun Benang Stokel, Tibu Lempanas, Pemasir di wilayah utara,  tapi belum bisa memenuhi kebutuhan air bersih bagi masyarakat Lombok Tengah sebanyak 1 juta jiwa yang tersebar di 154 desa dalam 12 kecamatan tersebut.

Oleh karena itu, pemerintah daerah maupun pusat berusaha untuk memenuhi kebutuhan air masyarakat melalui program pembangunan sumur bor maupun Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Pamsimas).

Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Lombok Tengah menyatakan pemanfaatan sumber mata air yang dikelola Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) belum mampu melayani kebutuhan masyarakat secara menyeluruh. Debit air yang ada saat ini hanya mampu melayani kebutuhan air bersih untuk masyarakat sebanyak 52 ribu pelanggan.

Oleh karena itu, pemerintah terus melaksanakan pembangunan sumur bor maupun Pamsimas dengan harapan bisa membantu masyarakat dalam mendapatkan air bersih, khususnya ketika musim kemarau.

Program tersebut bertujuan untuk meningkatkan jumlah fasilitas pada warga kurang terlayani di wilayah perdesaan dan diharapkan mereka dapat mengakses pelayanan air minum dan sanitasi yang berkelanjutan serta meningkatkan penerapan perilaku hidup bersih dan sehat.

Pamsimas adalah salah satu program yang dilaksanakan oleh Pemerintah Indonesia dengan dukungan Bank Dunia. Program Pamsimas yang telah terbangun di Lombok Tengah sekitar 30 titik.

Dari 12 kecamatan,  ada 8 kecamatan di antaranya yang rawan kekeringan  dan sulit air bersih saat musim kemarau. Wilayah tersebut jauh dari sumber mata air. Wilayah yang masuk dalam daerah kekeringan yakni Kecamatan Janapria, Praya Timur, Pujut, Praya Barat, Praya Barat Daya, Jonggat, Praya dan Kecamatan Praya Tengah.

Sedangkan empat kecamatan yang wilayah dekat dengan sumber mata air yakni Batukliang, Batukliang Utara, Kopang dan Kecamatan Pringgarata.

 

Antisipasi kekeringan

Bupati Lombok Tengah H. Lalu Pathul Bahri menilai program Pamsimas maupun sumur bor yang telah dibangun pemerintah memberikan dampak positif terhadap pemenuhan kebutuhan air bersih masyarakat setempat.

Dalam program Pamsimas tersebut, untuk satu titik  Pamsimas bisa melayani kebutuhan air bersih bagi 150 kepala keluarga. Oleh karena itu, program ini terus dilaksanakan secara rutin setiap tahun dengan tujuan untuk mengantisipasi terjadinya kekeringan dan kurangnya air bersih saat musim kemarau.

Sebelum ada program ini, masyarakat harus mengambil air ke sumber mata air yang cukup jauh dari lokasi mereka tinggal. Air yang didapatkan itu pun hanya untuk memenuhi kebutuhan memasak,  tidak cukup untuk mandi dan mencuci.

Sementara bantuan air bersih yang dipasok pemerintah menggunakan mobil tangki, tidak bisa melayani kebutuhan air secara maksimal. Oleh karena itu,  dengan  program Pamsimas ini warga cukup terbantu karena jaringan Pamsimas  langsung ke rumah masing-masing.

Pemerintah Kabupaten Lombok Tengah pada 2024 kembali mengusulkan program Pamsimas kepada Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Jumlah anggaran yang diusulkan untuk penambahan program Pamsimas di Lombok Tengah sebanyak Rp5 miliar untuk 12 titik Pamsimas.

Anggaran untuk program penyediaan air bersih berbasis di masing-masing desa mencapai Rp400 juta. Program ini direncanakan dan dikerjakan serta dikelola oleh kelompok masyarakat (Pokmas).

Program Pamsimas  telah menjadi salah satu program andalan nasional untuk meningkatkan akses penduduk perdesaan terhadap fasilitas air minum dan sanitasi yang layak dengan pendekatan berbasis masyarakat. Program ini diharapkan juga bisa mendukung percepatan penurunan stunting atau kerdil serta mencegah terjadinya kasus diare.

Oleh karena itu, kelompok masyarakat yang mendapatkan program tersebut,  bisa memanfaatkan secara keberlanjutan untuk memenuhi kebutuhan air bersih. Pada saat musim kemarau, bisa meringankan beban masyarakat dalam mendapatkan air bersih.

Selain program Pamsimas, pemerintah desa juga telah melaksanakan pembangunan sumur bor, meskipun jumlah warga yang bisa terlayani tidak sebanyak program Pamsimas. Dari 154 desa di Lombok Tengah, rata-rata sebagian wilayah telah memiliki sumur bor.  

Pemerintah daerah setempat berharap jika ada kerusakan sumur bor segera diperbaiki, sehingga program pengadaan sumur bor ini bisa dimanfaatkan dalam jangka panjang guna membantu masyarakat.


Menjaga sumber mata air

Pemerintah Kabupaten Lombok Tengah tidak hanya melakukan pengelolaan sumber mata air untuk memenuhi kebutuhan air bersih bagi masyarakat, tapi juga melakukan upaya pelestarian lingkungan melalui program penghijauan dengan melakukan penanaman pohon di kawasan potensial sumber mata air.

Pemkab Lombok Tengah bersama Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Air Minum Tirta Ardhia Rinjani   dalam rangka peringatan Hari Bumi Se-Dunia 2024  melaksanakan penanaman ratusan pohon di kawasan mata air Desa Lantan untuk menjaga kelestarian bumi dan  hutan.

Kegiatan penghijauan dipusatkan di kawasan Lombok Tengah sisi utara untuk menjaga kelangsungan sumber mata air. Lokasinya cukup terjal, karena berada di  tebing yang rawan longsor. Pohon-pohon yang ditanam tersebut diharapkan dapat menyerap air dan melindungi tebing-tebing jalur perpipaan tidak longsor.  

Menjaga sumber mata air tidak hanya tugas pemerintah, namun masyarakat juga harus menjaga kelestarian hutan sebagai kawasan  penyedia mata air. Masyarakat  tidak melakukan penggundulan hutan.

Hutan adalah masa depan dari anak cucu. Oleh karena itu, tugas generasi sekarang adalah untuk selalu menjaga kelestariannya. Jika hutan lestari, maka keberlangsungan hidup generasi masa depan juga akan terus terjaga.