Mataram (ANTARA) - Pemerintah Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat melakukan uji coba pertama penggunaan batako hasil olahan dari limbah sampah plastik untuk pedestrian di Ruang Terbuka Hijau (RTH) Pagutan.
Wali Kota Mataram H Mohan Roliskana di Mataram, Rabu, mengatakan, batako dari limbah kantong kresek itu dibuat di Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Modern Sandubaya.
"Setelah kita uji coba di RTH Pagutan, nantinya akan kita sumbangkan kepada masyarakat untuk kepentingan jalan lingkungan dan fasilitas publik lainnya," katanya.
Sementara untuk program jangka panjang, lanjut wali kota, batako hasil produksi TPST dari sampah kantong kresek yang sudah tidak terpakai itu akan menjadi olahan sampah bernilai ekonomi.
"Artinya, ke depan kita berpikir ada fungsi ekonomi dari batako limbah plastik untuk kita pasarkan. Tapi itu program jangka panjang," katanya.
Baca juga: TPST modern dilengkapi alat olah sampah plastik jadi batako
Untuk saat ini, kata wali kota, produk batako yang dihasilkan perlu dievaluasi untuk meningkatkan kualitas. Produksinya juga harus lebih banyak lagi, karena dari kegiatan uji coba pengolahan TPST baru 30 unit per hari.
"Dari uji coba yang dilakukan sejak Senin (3/6-2024), hasil cetakan batakonya sudah bagus dan hampir sempurna. Kondisi itu kita maklumi karena kita masih proses belajar," katanya.
Terlepas dari hal itu, tambah wali kota, dengan adanya pengolahan sampah plastik menjadi batako ini maka akan mengurangi limbah plastik yang selama ini mencemari lingkungan dan berbahaya untuk kesehatan.
Baca juga: Pabrik block solutions menjadi solusi daur ulang sampah plastik NTB
Sementara Kepala Bidang Persampahan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Mataram Vidi Partisan Yuris Gamanjaya mengatakan, setelah berjalan optimal pihaknya menargetkan TPST Sandubaya bisa memproduksi 200 unit batako per hari.
"Jumlah batako yang kita produksi tergantung juga dari limbah plastik yang masuk," katanya.
Di TPST Sandubaya setiap hari sampah plastik yang masuk mencapai sekitar 20-30 persen dari total 46 ton sampah dari dua kecamatan yakni Kecamatan Cakranegara dan Sandubaya.
Sedangkan volume sampah di Kota Mataram secara keseluruhan di enam kecamatan mencapai 240 ton per hari, dengan rincian 60 persen merupakan sampah organik, 30 persen plastik, sisanya berupa limbah kayu, diaper, kaca, dan sejenisnya.
Berita Terkait
Penjualan batako dari sampah plastik di Mataram dikaji
Kamis, 17 Oktober 2024 15:59
DLH Mataram dapat tambah satu unit mesin pencetak limbah plastik jadi batako
Selasa, 10 September 2024 15:56
DLH usulkan tambahan alat pencetak batako dari limbah plastik di Mataram
Senin, 22 Juli 2024 11:17
UMKM paving dan batako rasakan dampak ekonomi FABA PLTU Sumbawa
Jumat, 19 Juli 2024 21:34
DLH Mataram berhasil mencetak 1.000 lebih batako dari limbah plastik
Selasa, 18 Juni 2024 16:33
TPST modern dilengkapi alat olah sampah plastik jadi batako
Senin, 25 September 2023 17:21
PLN berhasil kelola FABA 1,45 juta ton untuk dimanfaatkan jadi material batako
Jumat, 28 Juli 2023 23:23
Sumbawa Barat manfaatkan limbah PLTU PLN jadi batako
Jumat, 23 Desember 2022 20:47