Warga NTB diimbau waspadai kekeringan meteorologis di musim kemarau

id BMKG NTB ,bmkg,kekeringan ntb,musim kemarau,hari tanpa hujan,krisis air bersih

Warga NTB diimbau waspadai kekeringan meteorologis di musim kemarau

Ilustrasi: Foto udara kawasan persawahan yang mengering di wilayah Lombok Timur, NTB, Rabu (12/6/2024)..ANTARA FOTO/Ahmad Subaidi/rwa.

Mataram (ANTARA) - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengimbau warga agar tetap waspada terhadap kekeringan meteorologis pada musim kemarau 2024 di wilayah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB).

"Berdasarkan analisis dan prediksi curah hujan dasarian, terdapat indikasi kekeringan meteorologis sebagai dampak dari kejadian hari kering berturut-turut dengan indikator hari tanpa hujan," kata Prakirawan BMKG NTB Angga Permana dalam keterangan tertulisnya di Mataram, Jumat.

BMKG menyatakan untuk potensi kekeringan dengan status Siaga terjadi di wilayah Kabupaten Dompu (Kecamatan Kilo dan Pajo), Kabupaten Bima (Kecamatan Belo, Lambitu, Palibelo), Kota Bima (Kecamatan Raba), Lombok Barat (Kecamatan Lembar), Sumbawa (Kecamatan Labuhan Badas, Sumbawa, Unter Iwes), dan Sumbawa Barat (Kecamatan Jereweh).

"Saat ini seluruh wilayah NTB sudah memasuki musim kemarau. Masyarakat NTB diimbau agar dapat menggunakan air secara bijak, efektif, dan efisien," katanya.

Baca juga: Pemprov NTB siap hadapi musim kemarau di sembilan kabupaten/kota

Hasil Monitoring ENSO (El Nino-Southern Oscillation) terakhir, kata dia, menunjukkan Indeks ENSO (+0.19) terpantau berada pada kondisi netral. Prediksi indeks ENSO akan beralih menuju La Nina mulai periode Juli-Agustus-September (JAS) 2024.

Sedangkan nilai anomali SST (Sea Surface Temperature) atau suhu permukaaan air laut di Samudera Hindia menunjukkan nilai IOD (Indian Ocean Dipole) Netral (-0.21) dan diprediksi IOD Positif akan berlangsung Juli hingga Oktober 2024 dan kembali Netral hingga akhir tahun 2024.

Aliran masa udara wilayah Indonesia bagian selatan, termasuk NTB, sudah didominasi angin timuran. Update terakhir MJO (Madden Julian Oscillation) terpantau tidak aktif di wilayah Indonesia dan diprediksi tetap tidak aktif hingga awal Juli 2024.

"Aktifnya MJO berkaitan dengan potensi peningkatan awan hujan di beberapa wilayah Indonesia termasuk wilayah NTB," katanya.

Baca juga: Delapan daerah di NTB berpotensi siaga kekeringan

Baca juga: Sebagian wilayah di NTB mulai mengalami kekeringan