Mataram (Antaranews NTB) - Komisi VI DPR RI melakukan kunjungan kerja di Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, untuk mengecek proyek pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas dan Uap (PLTMGU) Lombok Peaker yang akan menghabiskan dana sebesar Rp1,6 triliun.
"Kunjungan kami ke lokasi pembangunan PLTMGU Lombok Peaker ingin memastikan bahwa proyek ini berjalan lancar dan tepat waktu," kata Wakil Ketua Komisi VI DPR RI Bowo Sidik Pangarso, yang memimpin sebanyak rombongan 13 anggota Komisi VI DPR RI berkunjung di Mataram, Selasa.
Ia mengatakan Pulau Lombok sudah menjadi kawasan wisata internasional, terutama setelah ditetapkannya Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika, di Kabupaten Lombok Tengah.
KEK Mandalika tentu akan sibuk dengan para investor yang berminat menanamkan modalnya untuk membangun hotel dan bisnis lainnya. Oleh sebab itu, perlu terjamin pasokan listrik dari PT Perusahaan Listrik Negara (PLN).
"Kalau PLTMGU Lombok Peaker berkapasitas 150 megawatt (MW) rampung sampai akhir Desember 2019, maka pasokan listrik di Pulau Lombok terjamin, termasuk ke Gili Trawangan. Dan dijamin tidak ada pemadaman listrik," ujarnya.
Dengan mencukupinya pasokan listrik, menurut politis Partai Golkar ini, otomatis akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi di NTB.
Oleh sebab itu, Bowo meminta agar proyek pembangunan PLTMGU Lombok Peaker yang dikerjakan PT Pembangunan Perumahan (PP), bisa diselesaikan tepat waktu. Pihaknya juga akan merekomendasikan agar proyek tersebut terus mendapat dukungan.
"Lombok ini yang bisa dijual pariwisatanya, oleh karena itu kami berharap proyek kelistrikan ini bagian dari bentuk dukungan," kata Bowo.
Direktur Regional Bisnis Jawa Bagian Timur, Bali, dan Nusa Tenggara (JBTN) PLN, Djoko Abumanan, menyebutkan capaian proyek pembangunan pembangkit listrik tersebut sudah mencapai 11 persen sejak diresmikan pembangunannya oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Ignasius Jonan, pada 20 Oktober 2017.
PLN mentargetkan PLTMGU Lombok Peaker yang berlokasi di Kelurahan Tanjung Karang, Kota Mataram, akan "Commercial Operation Date" (COD) pada Februari 2019.
"Harus selesai sesuai target, kami pemilik dan yang mengerjakan PP, Jadi kami minta harus selesai sesuai perencanaan," katanya.
Proyek pembangunan PLTMGU Lombok Peaker yang akan menyerap tenaga kerja sebanyak 390 orang tersebut, merupakan satu dari tiga pembangkit listrik tenaga mesin gas yang sedang dibangun di NTB.
Dua lainnya adalah proyek pembangunan PLTMG Bima berlokasi di Dusun Bonto, Kecamatan Asakota, Kota Bima, berkapasitas 50 MW. Total investasi Rp637 miliar dan akan menyerap tenaga kerja sekitar 300 orang. PLTMG Bima direncanakan akan COD pada Oktober 2018.
Selain itu, proyek pembangunan PLTMG Sumbawa berkapasitas 50 MW berada di Desa Labuan Badas Kabupaten Sumbawa. Nilai investasinya lebih dari Rp744 miliar dan akan menyerap tenaga kerja hingga 285 orang. Proyek tersebut ditargetkan selesai pada Oktober 2018.
"Ketiga proyek kelistrikan di NTB itu, dikerjakan oleh dua BUMN yang memenangkan tender. PLTMGU Lombok Peaker dikerjakan PT PP, sedangkan PLTMG di Sumbawa dan Bima dikerjakan PT Wijaya Karya (persero)," kata Djoko. (*)
Legislator mengecek PLTMGU Mataram senilai Rp1,6 triliun
Kunjungan kami ke lokasi pembangunan PLTMGU Lombok Peaker ingin memastikan bahwa proyek ini berjalan lancar dan tepat waktu