Kemenko Maritim: investor nantikan marina Lombok Barat

id Marina Lombok Barat

Kemenko Maritim: investor nantikan marina Lombok Barat

Deputi Bidang Koordinasi Sumber Daya Alam dan Jasa, Kemenko Maritim, Agung Kuswandono (kiri), berdiskusi dengan CEO Marina Del Ray, Captain Raymond La Fontaine, di bukit Gili Gede Indah, Sekotong, Lombok Barat, NTB. (Foto Antaranews NTB/Awaludin)

Investor yang ingin membangun marina di beberapa provinsi sudah ada, tapi mereka menunggu Marina Del Ray menyelesaikan marina di Gili Gede
Lombok Barat (Antaranews NTB) - Deputi Bidang Koordinasi Sumber Daya Alam dan Jasa, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman Agung Kuswandono mengatakan investor menantikan beroperasinya marina di Gili Gede, Nusa Tengara Barat.

"Investor yang ingin membangun marina di beberapa provinsi sudah ada, tapi mereka menunggu Marina Del Ray menyelesaikan marina di Gili Gede," kata Agung ketika meninjau pembangunan marina di Gili Gede, Kecamatan Sekotong, Kabupaten Lombok Barat, Kamis.

Menurut dia, Indonesia memiliki banyak lokasi yang cocok untuk membangun marina. Di antaranya, Raja Ampat (Papua), Wakatobi (Sulawesi Tenggara), Selayar (Sulawesi Selatan) Mentawai (Sumatera Barat), Nias (Sumatera Utara), Bali, dan NTB.

Seluruh perairan yang cocok untuk membangun marina tersebut sudah diincar para investor. Namun, mereka menunggu marina Gili Gede beroperasi karena dianggap menjadi pioner marina berkelas internasional yang ada di Indonesia.

"Kalau itu selesai dibangun dan benar-benar beroperasi serta didatangi banyak yacht, berarti Indonesia dianggap oleh investor memang serius membangun," ujarnya.

Agung menambahkan dari total luas Indonesia, lebih dari 76 persennya adalah lautan dengan pesona yang eksotik dan sebagai salah satu tempat terbagus di dunia yang dilirik investor.

Hal itu dibuktikan dengan adanya pembangunan marina di Gili Gede Indah, Sekotong, Kabupaten Lombok Barat.

PT Marina Del Ray selaku investor dari Australia menganggap pulau kecil tersebut memiliki daya tarik tersendiri, sehingga cocok sebagai lokasi pembangunan pelabuhan khusus untuk kapal pesiar, dilengkapi dengan prasarana yang dibutuhkan.

Menurut dia, pasar untuk tempat parkir yacht atau perahu layar pesiar berukuran kecil cukup bagus. Pasalnya, jumlah yacht di dunia mencapai jutaan unit. Namun yang masuk ke Indonesia hanya seribuan dan hanya singgah beberapa hari saja.

"Tapi yang parkir di Indonesia tidak ada. Hanya satu dua saja. Padahal parkir tadi sebetulnya kalau kita mau duitnya luar biasa mencapai Rp11 juta per bulan satu kapal. Pajak masuk ke negara juga luar biasa, kemudian ekonomi masyarakat akan bergerak luar biasa juga," ucapnya.

Dengan adanya Kemenko Maritim, kata dia, Indonesia menjadi fokus untuk mengembangkan wisata bahari sebagai salah satu objek wisata andalan nasional yang memiliki potensi besar.

Kemenko Maritim akan berupaya untuk memberikan kemudahan bagi investor yang ingin membangun marina, khususnya dari sisi perizinan.

Selama ini, menurut Agung, investor selalu dianggap sebagai objek. Pandangan tersebut harus diubah dengan cara menjadikan investor sebagai subjek yang akan membangun daerah dan akan memberikan penerimaan bagi negara dan daerah.

"Ini saja perizinan pembangunan marina Gili Gede prosesnya terlalu lama sampai tahunan. Itu yang harus diubah. Makanya kami datang ke Lombok untuk berdiskusi dengan semua pihak membahas bagaimana menangani investor dengan pola zaman sekarang, bukan zaman dulu lagi," katanya. (*)