BI mendukung digitalisasi pengendalian inflasi pangan wilayah Jawa

id Bank Indonesia,BAnk Indonesia terapkan digitalisasi,UMKM,Perbankan digitalisasi

BI mendukung digitalisasi pengendalian inflasi pangan wilayah Jawa

Ilustrasi - Pembeli memilih bawang merah yang dijual di Pasar Minggu, Jakarta, Rabu (6/3/2024). ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/wpa.

Jakarta (ANTARA) -
Bank Indonesia bersama pemerintah pusat dan daerah mengadakan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) wilayah Jawa Tahun 2024 dengan fokus digitalisasi sebagai program unggulan pengendalian inflasi daerah dalam bentuk aplikasi Senopati dan Semar.
 
"Wilayah Jawa berperan strategis sebagai sentra produksi pangan utama nasional seperti beras, aneka cabai, dan bawang merah," kata Kepala Departemen Regional BI Arief Hartawan dalam GNPIP wilayah Jawa di Jakarta, Rabu.
 
Aplikasi tersebut adalah Sistem Pemantauan Pasokan dan Harga Pangan untuk Jawa yang Terkendali (Senopati) dan dashboard Sistem Pengelolaan Transaksi Keuangan Badan Usaha Milik Petani/Daerah (BUMP/BUMD) dengan nama Semar.
 
Aplikasi Senopati ditujukan untuk membangun konektivitas data dan informasi guna memantau produksi dan harga pangan secara real-time.
 
Sementara aplikasi Semar akan mengoptimalkan manajemen keuangan petani dan efektivitas rantai pasok komoditas pangan. Kedua aplikasi tersebut diharapkan dapat memperkuat manajemen usaha tani BUMD dan BUMP, optimalisasi Kerjasama Antar Daerah (KAD) serta hilirisasi pangan.
 
Upaya pengendalian inflasi yang ditempuh Bank Indonesia bersama pemerintah masih menghadapi berbagai tantangan antara lain peningkatan alih fungsi lahan, anomali cuaca akibat La Nina, disparitas rantai pasok, dan berbagai risiko global.

Bank Indonesia meyakini sinergi dan kolaborasi dari seluruh TPID di wilayah Jawa maupun nasional yang adaptif dan inovatif, mampu mewujudkan stabilitas inflasi yang terjaga sesuai target inflasi pada rentang 2,5 plus minus satu persen.
 
Inflasi tahunan wilayah Jawa pada Juli 2024 tercatat sebesar 2,10 persen (yoy), masih di bawah inflasi nasional yang sebesar 2,13 persen (yoy), dan tetap terjaga dalam kisaran target 2,5 plus minus 1 persen (yoy).

Baca juga: BNI memperkuat "mobile banking" dengan tambahan fitur unggulan
Baca juga: Menteri BUMN Erick Thohir dorong transaksi digital
 
Namun, tantangan penurunan luas lahan dan anomali cuaca di wilayah Jawa perlu terus dicermati. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), penurunan luas lahan pertanian di Indonesia mencapai sekitar 238 ribu ha, dan sekitar 60 persennya terjadi di wilayah Jawa.
 
Hal tersebut mendorong pentingnya sinergi dan pemanfaatan data terintegrasi seperti yang dihasilkan aplikasi Senopati dan Semar, untuk memetakan lahan-lahan potensial, merumuskan strategi penguatan hilirisasi, dan keseimbangan pasokan sehingga ketahanan pangan yang berkelanjutan dapat terwujud.