Lombok Timur (Antaranews NTB) - Perseroan Terbatas Asuransi Kredit Indonesia (Askrindo) menyalurkan bantuan tahap ketiga untuk korban gempa bumi yang mengungsi di lapangan Desa Tete Batu, Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat.
Bantuan berupa bahan makanan, air mineral, obat-obatan, susu, tenda dan selimut itu diserahkan oleh pihak Sekretariat Perusahaan Kantor Pusat Askrindo, Deni S Adji, kepada Kepala Desa Tete Batu, Ahmad Ajidi, di posko pengungsian lapangan Desa Tete Batu, Lombok Timur, Senin.
"Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) meminta semua BUMN untuk membantu korban gempa di NTB. Askrindo juga mendapat tugas menyalurkan bantuan di Pulau Lombok, salah satunya Desa Tete Batu," kata Deni.
Sebelumnya, Askrindo sudah menyalurkan bantuan untuk korban gempa bumi berkekuatan 6,4 Skala Richter pada 29 Juli. Bantuan dalam bentuk bahan makanan, tenda dan selimut itu disalurkan untuk warga Desa Obel-Obel, Kecamatan Sambelia, Kabupaten Lombok Timur.
Seluruh bantuan yang sudah terdistribusi berasal dari dana tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) dan sumbangan dari seluruh karyawan dan pensiunan Askrindo di seluruh Indonesia.
Selain bahan makanan, menurut Deni, bantuan dalam bentuk terpal dan selimut masih disalurkan karena masyarakat masih belum berani kembali ke rumah, terutama pada malam hari. Mereka memilih tidur di tenda-tenda yang dibangun di tanah lapang.
"Meskipun tanggap darurat bencana sudah selesai. Bantuan tidak akan berhenti sampai di sini. Kami masih terus menghimpun sumbangan dari para karyawan dan pensiunan untuk membantu warga hingga kondisi normal kembali," ucap Deni.
Sementara itu, Kepala Desa Tete Batu, Ahmad Ajidi, sangat mengapresiasi bantuan bahan makanan, tenda dan selimut yang diberikan oleh PT Askrindo kepada warganya di pengungsian.
"Jujur kami tidak mampu membeli tenda karena harganya selangit. Kami sangat bersyukur dengan adanya bantuan bahan makanan, tenda dan selimut dari Askrindo," ujarnya.
Menurut dia, sebagian besar warganya belum berani untuk tidur di rumahnya pada malam hari. Pasalnya, kondisi dinding rumah retak-retak, sehingga dikhawatirkan roboh jika terjadi gempa susulan.
Jumlah warga yang mengungsi ke tenda di lapangan Desa Tete Batu bervariasi, di mana pada siang hari mencapai 300 orang. Namun pada malam hari bisa mencapai seribuan jiwa.
Ahmad menyebutkan jumlah rumah yang rusak berat di wilayahnya sesuai data hingga 25 Agustus sebanyak 429 unit, rusak sedang 500 unit dan rusak ringan 300 unit. Selain itu, sejumlah masjid, musala dan sekolah mengalami kerusakan dan tidak bisa untuk sementara digunakan.
"Data sewaktu-waktu bisa berubah karena masih sering terjadi gempa susulan. Jadi proses pendataan rumah dan bangunan rusak masih berjalan," katanya. (*)
Askrindo salurkan bantuan untuk pengungsi Lombok Timur
Meskipun tanggap darurat bencana sudah selesai. Bantuan tidak akan berhenti sampai di sini