Prediksi harga saham hari ini akan variatif seiring tensi geopolitik di Timur Tengah

id Indeks Harga Saham Gabungan,Bursa Efek Indonesia,IHSG,BEI,Indonesia Stock Exchange,IDX,Bursa,Pasar Modal,Pasar Saham,Harga saham hari ini,Harga saham

Prediksi harga saham hari ini akan variatif seiring tensi geopolitik di Timur Tengah

Arsip foto - Karyawan mengambil gambar menggunakan ponselnya layar yang menunjukkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (24/1/2023). ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/aww.

Jakarta (ANTARA) -
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis, diperkirakan bergerak variatif seiring dengan meningkatnya tensi geopolitik di kawasan Timur Tengah.

IHSG dibuka menguat 4,19 poin atau 0,06 persen ke posisi 7,567,45. Sementara itu, kelompok 45 saham unggulan atau Indeks LQ45 naik 0,61 poin atau 0,07 persen ke posisi 939,31.
 
"Kami perkirakan pergerakan IHSG masih dipengaruhi oleh sentimen global, di mana meningkatnya kembali konflik geopolitik di Timur Tengah dan pergerakan harga komoditas dunia serta nilai tukar rupiah," sebut Tim Riset Lotus Andalan Sekuritas dalam kajiannya di Jakarta, Kamis.
 
Dari mancanegara, indeks utama Amerika Serikat (AS) berada di zona negatif setelah Iran meluncurkan serangan misil ke Israel pada Selasa malam sebagai balasan atas serangan Israel terhadap kelompok Hizbullah yang berbasis di Lebanon.
 
Meskipun situasi ini berpotensi memburuk lebih jauh, diperkirakan bahwa konflik ini tidak akan berkembang menjadi perang total antara Israel dan Iran, termasuk sekutu-sekutu mereka.
 
Laporan ADP National Employment yang dirilis lebih awal pada hari Rabu, menunjukkan bahwa payroll swasta di AS meningkat sebesar 143.000 pada September, lebih tinggi dari perkiraan 103.000, yang menunjukkan kekuatan yang mendasari dalam ekonomi.
 
Fokus pelaku pasar tertuju pada rilis data klaim awal pengangguran untuk pekan yang berakhir 28 September 2024.
 
Berdasarkan konsensus, klaim pengangguran diperkirakan akan meningkat menjadi 220.000, naik dari pekan sebelumnya sebesar 218.000. Kemudian dilanjutkan data on-Farm Payrolls AS pada Jumat (04/10) besok.
 
Konsensus berada di angka 142.000, menandakan potensi perlambatan di sektor pekerjaan.
 
Tingkat pengangguran yang diproyeksikan stabil di 4,2 persen, serta pertumbuhan gaji per jam yang diantisipasi melemah, menjadi penentu apakah The Fed akan melunak di pertemuan berikutnya. Presiden Fed Richmond, Barkin, mengatakan pada hari Rabu bahwa proyeksi kebijakan The Fed untuk sisa tahun 2024 adalah pemotongan sebesar 50 basis poin.
 
Dengan hanya dua pertemuan tersisa tahun ini, peluangnya masih mengarah pada pemotongan 25 basis poin pada pertemuan November.
 
Bursa saham regional Asia pagi ini antara lain, indeks Nikkei menguat 868,19 poin atau 2,30 persen ke level 38.667,00, indeks Hang Seng melemah 375,46 poin atay 1,67 persen ke level 22.068,26, dan indeks Straits Times menguat 9,82 poin atau 0,27 persen ke 3.594,48.
 
Sementara itu, indeks Hang Seng (Hong Kong) libur memperingati hari libur nasional negara tersebut.