Mataram (Antaranews NTB) - Kepala Dinas Kesehatan Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, dr H Usman Hadi menyebutkan, realisasi program imunisasi campak (measles) dan rubella di Mataram tidak mencapai target yang ditetapkan yakni 95 persen dari 117 ribu sasaran.
"Sampail 29 Oktober 2018, pelaksanan imunisasi measles rubella (MR) baru mencapi 50 persen, sementara waktu pelaksanaan imunisasi berakhir hari ini," katanya kepada sejumlah wartawan di Mataram, Nusa Tenggara Barat, Selasa.
Menurutnya, tidak tercapainya target yang ditetapkan itu dipicu karena beberapa faktor diantaranya, terjadinya bencana gempa bumi pada Minggu malam (5/8) dengan kekuatan 7,0 Skala Ricther (SR), sehingga saat itu pemerintah kota meliburkan semua pelajar dalam jangka waktu cukup lama karena adanya gempa bumi susulan.
Padahal saat itu, program imunisasi MR baru mulai dicangkan di sekolah-sekolah per 1 Agustus 2018, dan semestinya selama satu bulan penuh petugas fokus menyasar sekolah.
"Tetapi karena adanya bencana gempa bumi, kami tidak bisa melaksanaan kegiatan imunisasi MR di sekolah sesuai rencana dan pelayanan baru dimulai bulan September itupun bagi sekolah yang siap," ujarnya.
Kendala lainnya, sambung Usman adalah masih banyaknya orang tua yang tidak memberikan izin kepada anak-anaknya untuk diimunisasi MR, meskipun Majelis Ulama Indonesia (MUI) telah mengeluarkan fatwa boleh.
"Dalam hal ini, kita memang tidak bisa memaksakan orang tua sebab itu menjadi hak masing-masing sesuai dengan keyakinan. Meskipun petugas kami aktif melakukan sosialisasi untuk merubah pola pikir masyarakat," ujarnya.
Usman menyebutkan, tidak tercapainya target pemberian imunisasi MR di Kota Mataram bukan disebabkan pihak Dinkes kekurangan vaksin apalagi petugas sebab berapapun kebutuhan medis pihaknya siap menurunkan. Termasuk untuk pelayanan pada tingkat puskesmas dan posyandu.
"Begitu juga dengan vaksin, untuk vaksin dengan target sasaran 117 ribu dari usia 9 bulan sampai 15 tahun sudah siap, bahkan jumlahnya lebih untuk cadangan," katanya.
Usman menambahkan, imunisasi campak diberikan untuk mencegah berbagai penyakit seperti, radang paru, radang otak, kebutaan, diare dan gizi buruk.
Sementara penyakit rubella dapat menyebabkan kelainan jantung, kelaian mata (katarak), tuli, keterlambatan perkembangan anak dan kerusakan jaringan otak.
"Oleh karena itu, meskipun anak? sudah pernah diimunisasi campak atau terkena campak sebelumnya, anak tetap harus mendapatkan imunisasi MR agar mendapakan kekebalan terhadap rubella," katanya.
Berita Terkait
218.566 anak di Sulut dapat imunisasi Campak-Rubella
Sabtu, 9 Juli 2022 5:07
MUI NTB ajak warga jangan ragu imunisasi anak karena manfaatnya besar
Rabu, 30 Oktober 2019 22:53
Kemenag Mataram imbau masyarakat sukseskan imunisasi rubella
Selasa, 13 November 2018 19:39
Dinkes gandeng kemenag sukseskan imunisasi measles rubella
Selasa, 13 November 2018 18:43
14 Ribu Anak NTB di Imunisasi Rubella
Kamis, 24 Mei 2018 14:20
Puluhan Warga Mataram Lakukan Aksi Gunduli Kepala
Jumat, 21 Agustus 2015 15:53
Haji- 60 Persen Calon Haji Mataram Risiko Tinggi
Rabu, 19 Agustus 2015 21:37
Bupati Sumbawa Barat Evaluasi Jelang Akhir Jabatan
Selasa, 11 Agustus 2015 7:40