Belum ada abu vulkanik Lewotobi di Bali

id Gunung Lewotobi Laki-laki, abu vulkanik, bandara ngurah rai, letusan gunung Lewotobi,bali

Belum ada abu vulkanik Lewotobi di Bali

Arsip foto - Suasana apron di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Kabupaten Badung, Bali, Sabtu (7/9/2024) ANTARA/Dewa Ketut Sudiarta Wiguna

Kuta, Bali (ANTARA) - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) melalui Stasiun Meteorologi Kelas I Ngurah Rai di Kabupaten Badung memastikan belum ada abu vulkanik letusan Gunung Lewotobi Laki-laki di wilayah udara Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali, setelah dilakukan pengujian.

“Kami sendiri juga melakukan pemantauan, hasilnya di Bandara Ngurah Rai masih negatif (abu vulkanik),” kata Koordinator Data dan Informasi Stasiun Meteorologi Kelas I Ngurah Rai Pande Putu Hadi Wiguna di Kuta, Kabupaten Badung, Bali, Rabu.

Baca juga: Debu vulkanik Gunung Lewotobi Laki-laki sampai ke Pulau Lombok

Pihaknya melakukan pengujian dengan menggunakan kertas hitam (paper test) setiap satu jam sekali untuk mengetahui kandungan abu vulkanik dari gunung api yang berada di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur itu.

Stasiun Meteorologi Ngurah Rai, lanjut dia, terus memperbaharui pengujian dengan paper test itu mengingat dari perkiraan BMKG, arah angin bertiup dari timur ke barat dalam enam jam mendatang.

Sehingga ada peluang abu vulkanik tersebut terbawa angin ke arah barat di antaranya wilayah udara Sumbawa, Lombok hingga Bali dari sumber letusan di bagian timur.

“Memang ada peluang, hanya saja harus dibuktikan dengan tes terlebih dahulu,” katanya.

Baca juga: BMKG: Hanya angin yang mampu kurangi partikel debu vulkanik

Pemantauan dari kertas itu dilakukan setelah melakukan pemantauan dengan satelit Himawari yang menyebutkan debu vulkanik Lewotobi Laki-laki itu mengarah dari barat daya dan barat laut dari sumber letusan.

Selain dengan tes menggunakan kertas hitam, pengujian abu vulkanik juga bisa dilakukan dengan laporan dari pilot yang melintasi wilayah udara di sekitar Bali kepada pengatur lalu lintas udara atau AirNav.

Namun, hingga saat ini belum ada laporan dari yang menyebutkan adanya temuan debu vulkanik oleh pilot.

Sebelumnya, berdasarkan data pengelola Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, erupsi gunung api setinggi 1.584 meter di atas permukaan laut itu berdampak terhadap penerbangan pada 4 November 2024 dan penerbangan tiga hari terakhir yakni pada 8-11 November 2024.

Baca juga: Warga NTB disarankan gunakan kapal laut hindari dampak Lewotobi

Pada periode itu tercatat sebanyak 46 penerbangan yakni 30 keberangkatan dan 16 kedatangan yang terdampak.

Sedangkan pada Selasa (12/11) terdapat 12 penerbangan domestik yaitu tujuh keberangkatan dan lima kedatangan yang terdampak serta ada 22 penerbangan internasional yakni 12 keberangkatan dan 10 kedatangan internasional terdampak, di antaranya beberapa maskapai yang melayani sejumlah kota di Australia yang membatalkan penerbangan dari dan menuju Bali.

Meski begitu, General Manager Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai Ahmad Syaugi Shahab memastikan operasional di Bandara Ngurah Rai hingga saat ini masih tetap berjalan normal.

Baca juga: Semua rute penerbangan di Bandara Lombok terdampak letusan Gunung Lewotobi
Baca juga: 22 penerbangan internasional di Bandara Bali batal dampak erupsi Lewotobi
Baca juga: Terjebak erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki NTB