Jakarta (ANTARA) - Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengungkapkan, program Brigade Swasembada Pangan yang fokus membantu optimasi lahan (oplah) dan cetak lahan dalam mewujudkan swasembada pangan 2028 mendapat kucuran anggaran sekitar Rp30 triliun.
“Total anggaran kita semuanya diberikan oleh Presiden kurang lebih Rp30 triliun,” ujar Mentan dalam jumpa pers yang digelar di Jakarta, Rabu.
Ia menjelaskan, hingga kini telah ada pendaftar yang berminat bergabung dalam program ini sebanyak 23 ribu orang. Penyerapan tenaga kerja dalam brigade ini pun akan dilakukan secara bertahap.
Adapun dalam prosesnya, Mentan menjelaskan satu Brigade yang terdiri dari 15 orang ini akan mengelola lahan seluas 200 hektar yang akan ditanami komoditas padi. Secara total, lahan yang akan digarap seluas 1,3 juta hektare di 12 provinsi di Indonesia.
Baca juga: Pemutihan utang petani wujud dukungan pemerintah ke pertanian
Dukungan pemerintah dalam program ini yakni berupa hibah alat atau mesin pertanian hingga bibit, serta itu yakni pelatihan atau bimbingan teknis bagi para calon brigade.
Sementara soal perhitungan profit, petani atau masyarakat pemilik lahan (mitra) yang bergabung dalam program ini akan diberlakukan sistem bagi hasil sebesar 30 persen bagi pemilik lahan dan 70 persen oleh pengolah lahan atau milenial yang menjadi sasaran program ini.
Baca juga: Mentan inginkan terobosan signifikan wujudkan swasembada pangan
Namun demikian, ia tidak menutup pintu bagi pemilik lahan yang juga ingin bergabung dalam Brigade Swasembada Pangan untuk melakukan budidaya padi.
“Pemilik lahan 30 persen, 70 persen milenialnya yang bekerja. Ada yang mengatakan, pak, aku mau kerja sendiri. Alhamdulilah, tujuannya adalah bagaimana membangunkan lahan tidur. Siapapun yang mau terlibat, boleh,” jelasnya.
Saat ini, kata Andi Amran, Kementan memulai pengenalan, pelatihan penerapan program ini yang diharapkan pada 2025, program ini akan berjalan secara menyeluruh.