Surabaya (ANTARA) - Pilkada Surabaya telah berakhir, dan pasangan Eri Cahyadi - Armuji kembali dipercaya untuk memimpin kota ini selama lima tahun ke depan. Namun, kemenangan ini bukan hanya milik pasangan terpilih, melainkan kemenangan seluruh warga Surabaya, termasuk mereka yang memilih kotak kosong.
Kotak kosong bukanlah sekadar opsi, tetapi sebuah pesan. Dugaan saya, Sebanyak 10% sampai 15 % suara yang diberikan kepada kotak kosong adalah pengingat bahwa masih ada harapan yang belum sepenuhnya terpenuhi, pekerjaan yang harus dituntaskan, dan perbaikan yang harus dilakukan. Pesan ini tidak untuk memecah belah, tetapi untuk membangun. Karena itu, kepada para pemilih kotak kosong, terimakasih telah memberikan masukan berharga untuk perjalanan Surabaya ke depan.Surabaya adalah rumah besar untuk kita semua. Pilwali hanyalah satu episode singkat dalam perjalanan panjang kota ini, tetapi seduluran di antara warga adalah warisan abadi. Ketika pesta demokrasi selesai, yang tersisa bukan lagi perbedaan pilihan, melainkan semangat kebersamaan untuk menciptakan Surabaya yang lebih maju, adil, dan sejahtera.
Mereka yang memilih pasangan Eri Cahyadi - Armuji dan mereka yang memilih kotak kosong sama-sama adalah warga Surabaya yang mencintai kota ini. Kepemimpinan yang baik harus merangkul semua pihak, tanpa kecuali, mendengar aspirasi dan kritik dengan hati terbuka, dan menjadikan masukan itu sebagai bahan untuk memperbaiki diri.
Semangat “Surabaya untuk Kita Semua” menegaskan bahwa perbedaan di bilik suara tidak boleh menghalangi kita untuk bersatu. Justru, keragaman pilihan adalah kekuatan yang harus kita rangkul untuk menciptakan Surabaya yang lebih baik. Bersama-sama, kita membangun kota ini dengan penuh cinta dan gotong royong.
Dalam semangat kemenangan yang penuh makna ini, kami, Eri Cahyadi dan Armuji, ingin menyampaikan rasa syukur dan terimakasih yang mendalam kepada seluruh warga Surabaya. Pilihan Anda, baik untuk kami maupun kotak kosong, adalah bukti cinta dan kepedulian Anda terhadap kota ini. Semua suara adalah amanah, dan bagi kami, amanah itu adalah pengingat bahwa kepemimpinan kami adalah untuk melayani, bukan dilayani.
Kami hadir bukan untuk mewakili satu golongan atau satu kelompok saja, tetapi untuk menjadi pelayan bagi seluruh warga Surabaya tanpa terkecuali. Kami memahami bahwa harapan dan kebutuhan Anda berbeda-beda, tetapi itulah yang membuat kota ini begitu istimewa. Tidak ada yang lebih indah daripada kebersamaan yang dibangun di atas keberagaman.
Kepada saudara-saudara kami yang memilih kotak kosong, suara Anda adalah pelita yang menuntun kami untuk lebih baik. Kami tidak menganggapnya sebagai penolakan, tetapi sebagai kritik yang penuh cinta, sebuah tanda bahwa masih ada pekerjaan rumah yang harus kami selesaikan. Suara Anda adalah masukan yang akan menjadi bagian penting dari perjalanan kami untuk lima tahun ke depan.
Kami sadar, tidak mungkin kami bisa memuaskan semua orang. Tetapi, satu hal yang pasti: kami akan berusaha sekuat tenaga untuk mendengar, merangkul, dan bekerja dengan sepenuh hati untuk memenuhi harapan seluruh warga. Surabaya adalah rumah kita bersama, dan tugas kami adalah memastikan setiap warganya merasa nyaman, diperhatikan, dan dicintai.
Mari kita tinggalkan perbedaan pilihan di belakang. Pilwali telah selesai, tetapi perjalanan membangun Surabaya baru saja dimulai. Dengan rendah hati, kami mengajak seluruh warga Surabaya, tanpa terkecuali, untuk bergandeng tangan, berkolaborasi, dan memberikan yang terbaik untuk kota ini.
Surabaya bukan hanya kota, tetapi keluarga besar. Kami ada untuk melayani, bukan untuk dilayani. Bersama-sama, kita jadikan Surabaya kota yang adil, sejahtera, dan penuh cinta. Karena pada akhirnya, Surabaya adalah milik kita semua, seduluran selawase. Kami siap mendengar, siap belajar, dan siap bekerja. Untuk Anda, untuk kita semua.
Mari kita jadikan lima tahun ke depan sebagai babak baru yang penuh karya dan harapan. Dengan seduluran saklawase, kita bergandeng tangan untuk memastikan semua warga Surabaya merasakan manisnya kepemimpinan yang inklusif dan berorientasi pada rakyat. Terimakasih kotak kosong, karena dengan keberadaanmu, kita menjadi lebih baik. Mari bangun Surabaya dengan cinta, karena Surabaya adalah milik kita semua. Surabaya untuk Kita Semua, Seduluran Selawase!
Surabaya, 27 November 2024
*) Penulis adalah Kolumnis dan Akademisi, wakil Ketua ICMI Jatim, Tinggal di Surabaya