Piutang industri pembiayaan tumbuh ditopang kredit investasi

id piutang pembiayaan,fintech lending,modal ventura,pembiayaan paylater

Piutang industri pembiayaan tumbuh ditopang kredit investasi

Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar (tengah) bersama Anggota Dewan Komisioner OJK (dari kiri ke kanan) Agusman, Friderica Wodyasari, Inarno Djajadi, Mirza Adityaswara, Dian Ediana Rae, Ogi Prastomiyono, Sophia Issabella, Hasan Fawzi menghadiri konferensi pers Pertemuan Tahunan Industri Jasa Keuangan (PTIJK) 2025 di Jakarta, Selasa (11/2/2025). ANTARA/Uyu Septiyati Liman.

Jakarta (ANTARA) - Kepala Eksekutif Pengawas Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, Lembaga Keuangan Mikro, dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya (PVML) OJK, Agusman menuturkan bahwa piutang pembiayaan perusahaan pembiayaan meningkat pada Desember 2024 ditopang oleh pembiayaan investasi.

“Di sektor PVML, piutang pembiayaan perusahaan pembiayaan tumbuh sebesar 6,92 persen yoy (year on year) pada Desember 2024 menjadi Rp503,43 triliun, didukung pembiayaan investasi yang meningkat sebesar 10,47 persen yoy,” ucap Agusman di Jakarta, Selasa (11/2).

Namun, ia menyatakan bahwa pertumbuhan piutang pembiayaan perusahaan pembiayaan pada Desember 2024 lebih rendah dibandingkan pertumbuhan pada bulan sebelumnya yang mencapai 7,27 persen yoy.

Ia mengatakan bahwa pertumbuhan pembiayaan perusahaan pembiayaan pada Desember 2024 didukung oleh outstanding (piutang) pembiayaan sektor pinjaman daring (pindar) atau fintech peer to peer (P2P) lending (fintech lending) yang tumbuh 29,14 persen yoy menjadi Rp77,02 triliun.

Tingkat pertumbuhan tersebut lebih tinggi dibandingkan pada November 2024 yakni sebesar 27.32 persen yoy. Tingkat risiko kredit macet secara agregat (TWP90) pun dalam kondisi terjaga stabil pada level 2,60 persen.

Agusman mengatakan bahwa pertumbuhan pembiayaan perusahaan pembiayaan juga didukung oleh pertumbuhan pembiayaan layanan Buy Now Pay Later (BNPL) atau paylater. Ia menyatakan bahwa berdasarkan informasi pada Sistem Layanan Informasi Keuangan (SLIK), pertumbuhan pembiayaan paylater meningkat sebesar 37,6 persen yoy, lebih tinggi daripada November 2024 sebesar 35,3 persen yoy, menjadi Rp6,82 triliun, dengan NPF gross sebesar 2,99 persen.

Baca juga: Pembiayaan berbasis lingkungan bisa jadi solusi sektor properti

Sementara pertumbuhan pembiayaan modal ventura pada Desember 2024 terkontraksi sebesar 8,65 persen yoy, dengan nilai pembiayaan tercatat sebesar Rp15,84 triliun.

Meskipun secara keseluruhan piutang pembiayaan perusahaan pembiayaan mengalami penurunan pertumbuhan, Agusman mengatakan bahwa profil risiko industri pembiayaan terjaga dengan rasio kredit macet bruto (Non-Performing Financing/NPF gross) tercatat sebesar 2,70 persen, membaik dari pencapaian November 2024 yang sebesar 2,71 persen.

Baca juga: Kinerja Bank Dinar Melonjak, Aset Tumbuh 730 Persen di NTB

Nilai NPF net pada Desember 2024 juga tercatat membaik menjadi 0,75 persen dibandingkan pada November 2024 dengan nilai 0,81 persen.

Gearing ratio (rasio antara utang dan ekuitas) perusahaan pembiayaan naik menjadi sebesar 2,31 kali pada Desember 2024 daripada November 2024 sebesar 2,30 kali dan berada di bawah batas maksimum sebesar 10 kali,” imbuh Agusman.