Mataram (ANTARA) - Pemerintah Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, menyatakan kondisi kota ini pascagempa bumi 5,8 Skala Richter (SR) pukul 14.07 WIB atau 15.07 Wita pada Minggu (17/3), masih aman.
"Kami sudah melakukan turun lapangan untuk mendata rumah warga yang mengalami rusak ringan, sedang maupun berat. Tetapi, tidak ada ditemukan," kata Kepala Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (Perkim) Kota Mataram HM Kemal Islam di Mataram, Senin (18/3).
Namun demikian, pihaknya masih tetap terbuka menerima laporan apabila ada warga yang rumahnya mengalami rusak akibat gempa bumi. Karenanya, aparat kelurahan dan lingkungan juga telah diminta untuk mendata warga jika ada yang terdampak.
"Meskipun kami tetap berharap tidak ada dampak akibat gempa bumi kemarin," ujarnya.
Asisten I Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Kota Mataram Lalu Martawang sebelumnya juga mengatakan, hingga saat ini korban akibat gempa tektonik itu baik yang luka-luka, rumah rusak maupun korban meninggal dunia belum ada masuk.
"Semoga ini pertanda positif, artinya tidak ada dampak atas gempa yang melanda kota ini kemarin sore," ujarnya.
Kendati demikian, Martawang mengimbau kepada semua masyarakat agar tetap waspada dan mencermati perkembangan yang ada, mengingat kemungkinan adanya potensi gempa susulan.
"Mari kita sama-sama berdoa semoga kita terhindar dari berbagai musibah dan memohon perlindungan kepadaNya," katanya mengajak.
Sementara berdasarkan hasil pantauan wartawan di lapangan menyebutkan, gempa bumi dengan kekuatan 5,8 SR tersebut, membuat masyarakat di Kota Mataram lari berhamburan keluar rumah untuk menyelamatkan diri.
Spontan jalur di pinggir Kali Jangkuk jan sejumlah ruas jalan lingkungan di Mataram yang tadinya sepi ramai oleh warga yang mencari lahan dianggap aman dari bangunan rumah warga.
"Baru kita merasa aman dari gempa, tiba-tiba gempa lagi dan ini membuat kita trauma kembali," kata Haeniah, salah seorang warga Dasan Agung Pejeruk.