Mataram (ANTARA) - Akademisi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Mataram (Unram) Zefanya Andryan Girsang menyatakan ragam pertunjukan budaya lokal telah menciptakan keunikan dalam setiap penyelenggaraan kejuaraan dunia MotoGP di Sirkuit Mandalika, Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB).
"Dalam empat kali pelaksanaan, penyelenggara konsisten menampilkan unsur-unsur budaya daerah yang memberikan warna khas, sehingga event itu tidak hanya menjadi ajang olahraga, tetapi juga perayaan identitas NTB," ujarnya di Mataram, Kamis.
Zefanya menuturkan pertunjukan budaya adalah hal penting karena dalam lanskap global yang sangat kompetitif, diferensiasi berbasis budaya menjadi strategi efektif untuk menegaskan posisi MotoGP Mandalika sebagai ajang yang lebih dari sekadar balapan.
Baca juga: Lintasan aspal Sirkuit Mandalika Lombok siap dipakai di MotoGP 2025
Sejak kedatangan para pembalap, imbuhnya, budaya lokal sudah terlihat menyapa. Tradisi sembeq - ritual penolak bala khas masyarakat Sasak - dilakukan untuk menyambut para pembalap di bandara.
Kehadiran tradisi itu memberikan kesan otentik sekaligus pengalaman unik yang tidak mungkin dijumpai pada seri-seri MotoGP lain di Eropa atau Amerika.
"Lebih jauh, penyambutan hangat masyarakat lokal yang dipadukan dengan atraksi budaya dalam riders parade beberapa hari sebelum balapan utama, memperlihatkan keterpaduan antara motorsport dan kearifan lokal," kata Zefanya.
Dari sudut pandang destination branding, lanjut dia, praktik itu memperkuat identitas NTB sebagai tuan rumah dengan karakter yang ramah, unik, dan penuh warna budaya.
Baca juga: Parade pembalap MotoGP di Mataram meriah
Pada hari balapan utama, budaya lokal kembali menempati panggung penting. Atraksi musik tradisional seperti gendang beleq dan tarian khas suku Sasak, suku Samawa, serta Suku Mbojo dihadirkan di hadapan puluhan ribu penonton di sirkuit dan jutaan penonton global melalui siaran televisi.
Simbol-simbol budaya tersebut berfungsi ganda lantaran mempertegas kebanggaan masyarakat lokal sekaligus menghadirkan tontonan otentik yang memperkaya pengalaman menonton balap motor kelas dunia.
"Kehadiran seni pertunjukan tradisional dapat dipahami sebagai bagian dari strategi destination branding, dimana Mandalika tidak hanya dikenang sebagai sirkuit internasional, tetapi juga sebagai pintu masuk untuk memahami keragaman budaya NTB," kata Zefanya yang merupakan lulusan Master of Tourism and Sport Management dari Nicolaus Copernicus University di Polandia tersebut.
Baca juga: MotoGP Mandalika: Atraksi Global, Strategi Lokal
Baca juga: Tajuk ANTARA NTB - MotoGP Mandalika: Pesta Dunia, PR bersama
