Mataram (ANTARA) - Bupati Lombok Timur, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), Haerul Warisin mengingatkan para kepala organisasi perangkat daerah (OPD) untuk melakukan langkah mitigasi dalam mengantisipasi bencana hidrometeorologi pada peralihan musim kemarau menuju musim hujan.
"Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (LHK) diminta segera melakukan pemotongan ranting-ranting pohon di pinggir jalan untuk menghindari terjadinya hal-hal yang tak diinginkan dan tak mengganggu masyarakat," kata Haerul Warisin saat rapat dengan sejumlah pimpinan OPD dan camat di Lombok Timur, Selasa.
Selain memerintahkan Kadis LHK, bupati juga meminta camat dan para lurah untuk memberikan perhatian kepada infrastruktur guna mencegah terjadinya banjir, terutama di kawasan strategis perkotaan.
"Dalam mencegah terjadinya banjir kami minta pihak-pihak terkait untuk terus berkoordinasi," katanya.
Baca juga: Sebanyak 20 desa di Lombok Timur rawan bencana banjir
Masyarakat juga diimbau untuk meningkatkan kewaspadaan dan antisipasi dini terhadap potensi cuaca ekstrem yang dapat memicu banjir, genangan, dan longsor.
Sebagai langkah mitigasi, masyarakat juga diharapkan dapat menjaga saluran drainase agar tidak tersumbat dengan memperhatikan kebersihannya.
"Menjaga kebersihan lingkungan dari sampah merupakan tanggung jawab semua pihak termasuk masyarakat," katanya.
Tidak saja membahas mitigasi bencana, Bupati juga menyampaikan arahan terkait sejumlah isu termasuk optimalisasi realisasi PAD kepada camat.
Baca juga: Sebanyak 42 titik pohon tumbang akibat cuaca ekstrem di Lombok Timur
Bupati juga memerintahkan untuk melakukan penertiban terhadap para pemilik usaha pariwisata di wilayah Sembalun atau di kaki Gunung Rinjani. Bahkan jika dipandang perlu dapat berkoordinasi dengan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP).
“Silakan, jangan takut menarik pajak atau kewajiban mereka. Saya percaya dengan anda makanya menempatkan anda di sana,” katanya.
Prediksi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika sejumlah wilayah Indonesia akan mulai memasuki musim hujan terutama di bagian selatan ekuator termasuk Jawa, Bali dan Nusa Tenggara Barat memasuki pekan terakhir Oktober 2025.
Baca juga: Sekolah di Lombok Timur rusak akibat cuaca ekstrem
Baca juga: Sejumlah rumah di Lombok Timur rusak diterjang angin kencang
