Mataram (ANTARA) - Kepala Biro Ekonomi Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) Najamuddin Amy mengatakan pertumbuhan ekonomi triwulan III 2025 yang tumbuh positif memperlihatkan ada peningkatan aktivitas ekonomi dan memberikan sinyal optimisme.
"NTB sudah positif lompatannya dari minus 0,82 persen ke 2,82 persen," ujar Najamuddin di Mataram, Kamis.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat laju pertumbuhan ekonomi secara tahunan Nusa Tenggara Barat sebesar 2,82 persen pada triwulan III 2025.
Selama paruh pertama tahun ini, pertumbuhan ekonomi NTB terkontraksi cukup dari minus 1,43 persen pada kuartal I, kemudian minus 0,82 persen pada kuartal II 2025. Lapangan usaha tambang yang mendapat pelarangan ekspor konsentrat menyebabkan pertumbuhan ekonomi negatif.
Baca juga: Industri pengolahan dongkrak pertumbuhan ekonomi NTB
Pada triwulan III 2025, meski sektor tambang minus akibat tidak mengekspor konsentrat, namun lapangan usaha industri pengolahan yang tumbuh 66,65 persen menopang laju pertumbuhan ekonomi daerah.
Najamuddin menyatakan data pertumbuhan ekonomi sangat penting untuk menyusun keputusan dan merekayasa kembali apa yang menjadi acuan dalam perencanaan pembangunan daerah tahun 2026.
Baca juga: NTB harus punya banyak kaki untuk topang ekonomi daerah
Ia menilai relaksasi ekspor konsentrat tambang yang diterbitkan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) pada penghujung Oktober 2025 berpotensi mendongkrak laju pertumbuhan ekonomi NTB pada triwulan IV 2025 mendatang.
"Kalau kuartal IV kita tidak terlalu khawatir, pasti PT AMIN (Amman Mineral Industri) sudah ekspor (konsentrat)," kata Najamuddin.
Lebih lanjut dia menyampaikan bahwa laju pertumbuhan ekonomi non tambang yang melesat ke angka 7,86 persen menjadi harapan terhadap kondisi lapangan usaha di Nusa Tenggara Barat.
Baca juga: Perekonomian nasional tetap tangguh, NTB dorong agroindustri sebagai katalis pertumbuhan baru
Baca juga: NTB tingkatkan akses digital percepat pertumbuhan ekonomi