Mataram (ANTARA) - Pembangunan infrastruktur dasar merupakan salah satu elemen paling strategis dalam memperkuat ketahanan sosial dan ekonomi suatu daerah.
Jalan dan jembatan bukan hanya prasarana fisik yang menghubungkan titik A ke titik B, tetapi struktur yang mempengaruhi akses pelayanan publik, pergerakan logistik, dan kelancaran aktivitas ekonomi masyarakat.
Karena itu, percepatan pembangunan infrastruktur di Nusa Tenggara Barat (NTB) pada 2025 perlu dipandang sebagai langkah penting dalam menutup kesenjangan akses dan memperbaiki kualitas hidup warga.
Di banyak tempat, gangguan infrastruktur telah lama menjadi faktor yang menahan laju produktivitas.
Jalan berlubang, jembatan rusak, hingga banjir yang menutup akses transportasi berkali-kali menunjukkan bahwa kondisi fisik yang rapuh dapat memutus mobilitas petani, nelayan, hingga pelaku usaha kecil.
Situasi ini menimbulkan biaya ekonomi yang tidak kecil, baik dalam bentuk keterlambatan distribusi barang maupun berkurangnya peluang pasar.
Dalam konteks tersebut, langkah pemerintah mempercepat pengerjaan sejumlah proyek jalan dan jembatan sepanjang 2025 menunjukkan kesadaran bahwa konektivitas adalah prasyarat utama bagi pertumbuhan.
Di daerah kepulauan seperti NTB, setiap kilometer jalan yang tersambung berarti percepatan akses kesehatan, penurunan biaya logistik, dan peningkatan daya saing ekonomi.
Beberapa proyek strategis memperlihatkan arah kebijakan ini. Rekonstruksi Simpang Tano-Simpang Seteluk yang menelan anggaran lebih dari Rp32 miliar, misalnya, bukan hanya memperbaiki kondisi permukaan jalan, tetapi juga mengatasi persoalan drainase yang selama ini memicu banjir di Tambaksari.
Di lokasi lain seperti Batu Nyale–Sengkol, penanganan tanah dasar yang labil dan galian utilitas yang tidak tertata menjadi bagian penting dari pemeliharaan berkala untuk mengurangi titik rawan kecelakaan.
Infrastruktur yang menghubungkan kawasan pesisir seperti ruas Tanjung Geres-Pohgading-Pringgabaya mendukung pergerakan logistik dari Pelabuhan Kayangan dan membuka ruang pertumbuhan ekonomi di pesisir timur.
Sementara itu, di Pulau Sumbawa, percepatan pengerjaan ruas Lenangguar-Lunyuk menegaskan pentingnya akses bagi masyarakat terpencil, yang selama ini harus memutar jauh ketika terjadi kerusakan.
Dukungan pemerintah pusat melalui Inpres Jalan Daerah memperkuat upaya daerah dalam membuka akses wilayah pegunungan dan sentra pertanian. Dengan skema kontrak tahun jamak bernilai ratusan miliar rupiah, konektivitas di NTB kini mendapat atensi dalam kerangka pembangunan nasional.
Tidak hanya jalan, jembatan juga menjadi simpul penting yang menjamin kesinambungan mobilitas warga. Perbaikan Jembatan Doro O’o di Bima dan jembatan Selong Belanak di Lombok Tengah menunjukkan bagaimana kerusakan struktur dapat berdampak langsung pada arus wisata, akses pangan, hingga pergerakan usaha lokal.
Respons cepat pemerintah dalam membangun kembali infrastruktur vital ini menjadi bukti bahwa jembatan tidak dapat dipandang sekadar bangunan, tetapi perlindungan bagi ruang hidup masyarakat.
Keseluruhan rangkaian proyek ini menegaskan bahwa pembangunan infrastruktur tidak bisa hanya mengandalkan pola penanganan insidental. Perawatan rutin, penataan drainase, serta pengawasan perubahan aliran sungai perlu menjadi bagian dari strategi jangka panjang yang terencana. Tanpa itu, kerusakan yang sama akan terus berulang dan menimbulkan biaya yang lebih besar.
Pada akhirnya, percepatan pembangunan infrastruktur merupakan investasi sosial jangka panjang untuk memastikan bahwa setiap warga mulai dari sentra pertanian hingga pesisir pulau memiliki akses yang layak, aman, dan berkelanjutan.
Infrastruktur yang terhubung dengan baik adalah fondasi bagi NTB yang lebih tangguh, inklusif, dan siap menghadapi tantangan masa depan.
Baca juga: Tajuk ANTARA NTB- Menambal luka gizi di Bumi Gora
Baca juga: Tajuk ANTARA NTB - Mataram menanam integritas sejak dini
Baca juga: Tajuk ANTARA NTB - Kendaraan listrik, Jalan hijau baru NTB
Baca juga: Tajuk ANTARA NTB - Jalan baru energi bersih NTB
Baca juga: Tajuk ANTARA NTB - NTB Capital dan lompatan ekonomi daerah
Baca juga: Tajuk ANTARA NTB - Jagung NTB dan peluang yang hilang
Baca juga: Tajuk ANTARA NTB - Membangun jalan aman migran NTB
