BBPOM Mataram mengintensifkan pengawasan pangan mengandung B3

id BBPOM Mataram,pangan

BBPOM Mataram mengintensifkan pengawasan pangan mengandung B3

Kepala BBPOM Mataram, Ni GAN Suarningsih, (tengah), mendampingi Wakil Gubernur NTB, Hj Sitti Rohmi Djalilah (dua kiri), saat memantau harga-harga kebutuhan pokok di sejumlah pasar tradisional di Kota Mataram, Kamis (9/5). (ANTARA/Awaludin)

Mataram (ANTARA) - Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) Mataram, Nusa Tenggara Barat, mengintensifkan pengawasan untuk memastikan produk pangan yang marak dijual selama Ramadhan 1440 Hijriah bebas dari bahan berbahaya dan beracun (B3).

"Selama Ramadhan, kami turun melakukan pengawasan setiap hari, pagi dan sore. Berbeda dengan hari-hari biasa, pengawasan dilakukan terjadwal," kata Kepala BBPOM Mataram, Ni GAN Suarningsih, di Mataram, Kamis.

Upaya pengawasan juga dilakukan bekerja sama dengan organisasi perangkat daerah lingkup Pemerintah Provinsi NTB yang mengurus masalah produk pangan dan obat-obatan, seperti Dinas Perdagangan, Dinas Ketahanan Pangan, Dinas Peternakan. Selain itu, dari unsur lembaga perlindungan konsumen.

Pengawasan dilakukan dengan cara mendatangi langsung para pedagang di pasar-pasar tradisional dan pusat penjualan di pinggir jalan utama di Kota Mataram. Produk pangan yang dijual diuji langsung di dalam mobil laboratorium.

Suarningsih menambahkan pihaknya juga mendatangi distributor-distributor yang mendatangkan produk pangan dari luar NTB. Selain memastikan produk yang dijual aman dan higienis, pengecekan juga bertujuan untuk memastikan tidak ada penimbunan barang.

"Minggu pertama Ramadhan, kami sudah mendatangi 32 distributor. Kami ingin pastikan tidak ada penyimpanan stok dalam jumlah berlipat-lipat dibanding hari biasa sehingga berpotensi merusak kualitas dan barang kedaluarsa," ujarnya.

Menurut dia, hal yang harus diwaspadai oleh masyarakat saat Ramadhan adalah produk pangan olahan yang mengandung formalin, rhodamin, dan boraks. Ketiga jenis zat kimia tersebut sering digunakan dalam campuran bahan pangan meskipun produsen sudah mengetahui bahayanya bagi kesehatan manusia.

Namun dalam setahun terakhir,  pihaknya tidak banyak menemukan produk pangan mengandung rhodamin dan formalin. Hanya beberapa produk krupuk yang masih ada mengandung boraks (beleng) agar renyah dan awet.

"Ada juga terasi yang mengandung B3. Tapi itu produk dari luar NTB. Kami sudah berikan peringatan kepada pedagangnya untuk tidak lagi menjual produk berbahaya tersebut," ucapnya pula.

BBPOM Mataram juga mengimbau masyarakat untuk mewaspadai produk makanan basah yang dijual di jalanan, namun tidak dalam kondisi tertutup rapat. Sebab, berpotensi mengandung mikrobiologi yang bisa mengganggu kesehatan manusia.

"Kami juga mengimbau para pedagang pangan olahan, termasuk pedagang pelecing kangkung yang banyak di pinggir jalan raya untuk menutup dagangannya menggunakan plastik sehingga aman dan higienis," kata Suarningsih.