PEMERINTAH BANGUN TIGA BENDUNGAN DI NTB

id

Mataram, (ANTARA) - Pemerintah tengah membangun tiga unit bendungan untuk memenuhi kebutuhan air multi sektor di wilayah Nusa Tenggara Barat (NTB) yakni Bendungan Pandanduri, Mujur dan Rababaka Komplek.
"Selain pembangunan tiga bendungan di wilayah NTB itu, juga akan dibangun beberapa embung untuk keperluan air bersih dan irigasi," kata Pelaksana Harian (Plh) Sekretaris Dinas Pekerjaan Umum (PU) NTB, I.G.B. Sugiharta, kepada wartawan di Mataram, Selasa.
Diakuinya, pembangunan bendungan itu sejalan dengan Gerakan Nasional Kemitraan Penyelamatan Air (GN-KPA) sebagai upaya penyelamatan air yang harus terus-menerus dilakukan dengan konsep pengelolaan terpadu.
Rata-rata aliran sungai di Pulau Lombok, NTB, mengalir ke arah selatan dan barat, sementara wilayah lombok timur sulit teraliri Sehingga setiap tahun diperkirakan sekitar 50 - 100 juta meter kubik air tidak dimanfaatkan.
Sebagai permulaan GN-KPA di NTB, telah dimulai di sub Daerah Aliran Sungai (DAS) Kali Bendung yang merupakan DAS dari Kali Palung di daerah hulu kawasan, yang hendak dijadikan lokasi pembangunan Bendungan Pandanduri.
Bendungan Pandanduri itu berlokasi di tiga desa dalam wilayah Kabupaten Lombok Timur yakni Swangi, Terara dan Santong.
Sebelumnya, Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) NTB, H. Jalal, pembangunan bendungan Pandanduri itu telah digulirkan sejak tahun 1975, namun belum juga terealisasi sesuai harapan karena terkendala proses pembebasan lahan dan dukungan anggaran.
Proses pembebasan lahan di Desa Terara, misalnya, dari 400 hektare lebih lahan yang akan dijadikan lokasi pembangunan bendungan, masih tersisa 165 hektar lahan yang belum dibebaskan meskipun pekerjaan fisik pembangunan bandungan itu sudah dimulai pertengahan tahun 2008.
Pekerjaan awal bendungan Pandanduri berupa pembangunan fisik terowongan pengalihan air berdiameter dua meter sepanjang 350 meter dengan dukungan dana Rp40 miliar.
"Menurut rencana bendungan Pandanduri itu dirampungkan dalam empat tahun anggaran sehingga pembebasan lahan bermasalah itu harus beres dalam tiga tahun anggaran atau setahun lebih cepat," ujarnya.
Selain itu, masalah pendanaan juga masih menjadi hambatan, untuk pembangunan konstruksi saja diperlukan dana sebesar Rp350 miliar dan dana pembebasan lahan sebesar Rp110 miliar yang bersumber dari 'sharing' DAU, APBD Provinsi NTB dan APBD Kabupaten Lombok Timur.
Bendungan Pandanduri itu diperkirakan memiliki daya tampung air sebesar 23 juta kubik dan diharapkan dapat mengairi sawah daerah irigasi sebanyak 10.300 hektare lahan dan juga untuk mencukupi kebutuhan air bersih penduduk di tiga kecamatan.
"Bendungan ini didesain menggunakan sistem 'high level diversion' yang juga mendatangkan air dari wilayah Kabupaten Lombok Barat," ujar Jalal. (*)


Editor:
COPYRIGHT © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.