Mataram (ANTARA) - Penyitaan tanker Iran oleh Inggris pekan lalu merupakan tindakan yang mengancam sekaligus keliru, kata Menteri Pertahanan Iran Amir Hatami pada Senin dalam pidato yang disiarkan langsung stasiun TV pemerintah.
Marinir Kerajaan Inggris menyita tanker Grace 1 pada Kamis karena berupaya mengirim minyak ke Suriah, yang melanggar sanksi Uni Eropa. Langkah dramatis tersebut memancing kemarahan Iran dan dapat meningkatkan konfrontasinya dengan negara Barat.
Gibraltar mendapat lampu hijau dari Mahkamah Agung untuk menahan tanker tersebut selama 14 hari, kata pemerintah pada Jumat. Izin tersebut bersamaan dengan komandan Pengawal Pengawal Revolusi Iran (IRGC) yang mengancam akan melakukan aksi penyitaan balasan terhadap Inggris.
Secara terpisah, Hatami menuturkan bahwa penembakan 'drone' milik AS oleh Iran pada Juni lalu mengirim sebuah pesan bahwa Republik Islam Iran akan mempertahankan perbatasannya. Washington mengaku 'drone' tersebut ditembak di perairan internasional.
Berita Terkait
AS masukkan ke daftar hitam tanker minyak Iran Adrian Darya
Sabtu, 31 Agustus 2019 12:48
Inggris berencana bebaskan tanker minyak Iran yang disita Marinir kerajaan
Kamis, 15 Agustus 2019 11:03
Pasukan Iran menyita tanker minyak berbendera Inggris
Sabtu, 20 Juli 2019 10:09
PM Inggris berterima kasih kepada Gibraltar atas penyitaan tanker Iran
Kamis, 18 Juli 2019 10:38
Jeremy Hunt: Inggris akan bebaskan tanker Iran asalkan mereka tidak pergi ke Suriah
Minggu, 14 Juli 2019 12:53
Kepolisian Gibraltar membebaskan semua anggota kru tanker Iran
Sabtu, 13 Juli 2019 12:16
Inggris: Tiga kapal Iran hadang kapal kami di Teluk
Kamis, 11 Juli 2019 14:36
Harga Minyak dunia beragam karena ketegangan AS-Iran
Selasa, 25 Juni 2019 10:01