Baznas Mataram pugar puluhan rumah tidak layak huni

id rtlh,mataram,baznas

Baznas Mataram pugar puluhan rumah tidak layak huni

Program pemugaran rumah tidak layak huni di Mataram, Nusa Tenggara Barat, harus menggunakan konstruksi tahan gempa.(Foto: ANTARA News/Nirkomala)

Mataram (ANTARA) - Badan Amil Zakat Nasional Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, tahun ini akan melaksanakan program pemugaran puluhan rumah tidak layak huni (RTLH) unit dipusatkan di Kelurahan Sayang-Sayang.

"Untuk tahun ini kami menyasar sebanyak 20 unit RTLH, yang berada di Kelurahan Sayang-Sayang," kata Ketua Badan Amil Zakat Nasional Kota Mataram H Mahsar Malacca di Mataram, Selasa.

Pola pelaksanaan program RTLH dari Baznas terkonsentrasi pada satu kelurahan, bertujuan untuk memudahkan pemantauan dan pengawasan terhadap program tersebut agar tepat sasaran.

Masing-masing sasaran, katanya, mendapatkan alokasi bantuan sebesar Rp10 juta namun bantuan tidak diberikan dalam bentuk uang tunai melainkan dalam bentuk bahan bangunan.

"Selain itu kami juga memberikan ongkos tukang, agar penerima bantuan tidak terbebani lagi saat melakukan perbaikan rumah meskipun dengan pola swadaya," ujarnya.

Dengan demikian, total alokasi dana untuk pelaksanaan program RTLH yang disiapkan tahun ini sebanyak Rp200 juta. Dana tersebut bersumber dari zakat, infak dan sedekah yang dihimpun dari pegawai negeri sipil (PNS) di jajaran Pemerintah Kota Mataram.

Menurut dia, program pemugaran RTLH melalui Baznas Kota Mataram telah dilaksanakan sejak tahun 2009, dan hingga saat ini Baznas sudah berhasil melaksanakan program pemugaran RTLH sekitar 600 unit.

"Harapannya, setiap tahun kami bisa terus meningkatkan sasaran penerima bantuan RTLH, untuk mendukung percepatan penuntasan RTLH di Mataram," katanya.

Sementara Asisten I Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Setda Kota Mataram Lalu Martawang mengingatkan, Pemkot Mataram meminta agar rumah yang akan dibangun masuk dalam kategori rumah tahan gempa.

"Hal itu sebagai bentuk antisipasi karena daerah kita (Nusa Tenggara Barat-red) masuk kategori daerah rawan gempa, jadi semua konstruksi bangunan harus menyesuaikan," katanya.