Nelayan di Mataram dapat bantuan kolam bioflok

id ikan,mataram,bioflok

Nelayan di Mataram dapat bantuan kolam bioflok

Seorang nelayan Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, menjajakan ikan tongkol hasil melaut. (Foto: ANTARA News/Nirkomala)

Mataram (ANTARA) - Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, telah memberikan kolam budidaya ikan air tawar dengan sistem bioflok kepada tiga kelompok nelayan sebagai salah satu program pemberdayaan nelayan.

"Bantuan kolam lele bioflok kepada nelayan itu menjadi terobosan baru kami dalam program pemberdayaan nelayan," kata Kepala Bidang Perairan Tangkap Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kota Mataram Emir Rumair di Mataram, Rabu.

Ia mengatakan, program itu disebut sebagai terobosan baru, karena pemberdayaan nelayan melalui pelatihan budidaya ikan air tawar dengan menggunakan sistem bioflok, baru pertama dilaksanakan tahun ini, tujuannya, agar nelayan memiliki alternatif usaha pada saat musim angin barat, sehingga meskipun nelayan tidak melaut, tetapi tetap memiliki lapangan usaha serta membantu perekonomian nelayan hingga cuaca bersahabat.

Untuk tahap pertama, kata Emir, bantuan diberikan kepada tida kelompok nelayan di bagian selatan atau di Kecamatan Sekarbela. Saat ini tiga kelompok penerima bantuan sudah mulai melaksanakan program budidaya lele dengan bioflok.

"Untuk uji coba bantuan itu, kami sengaja memilih nelayan bagian selatan, karena masih memiliki lahan lebih luas, sementara nelayan di tengah dan utara terkendala lahan," katanya.

Menurutnya, meskipun budidaya ikan dengan kolam bioflok ini tidak membutuhkan lahan luas yakni hanya 3x3 meter, tetapi kondisi nelayan di bagian tengah dan utara cukup padat, sehingga sulit mendapatkan lahan yang pas.

"Namun ke depan jika program ini berhasil, kita akan kembangkan program serupa untuk di bagian tengah dan utara pesisir Pantai Mataram," katanya.

Dikatakan, selain mendapatkan bantuan kolam bioflok, satu kelompok nelayan beranggotakan 10 orang, juga mendapatkan bibit ikan, dan pakan sesuai kebutuhan hingga panen.

Setelah panen, diharapkan hasil budidaya dijual dan hasil penjualan bisa digunakan kembali sebagai modal awal untuk budidaya ikan dengan sistem bioflok.

"Dengan demikian, setiap kelompok memiliki modal bergulir dan diharapkan bisa meningkatan kesejahteraan nelayan," katanya.