Wartawan korban teror di Aceh Tenggara mundur dari anggota PWI

id Wartawan korban teror pembakaran

Wartawan korban teror  di Aceh Tenggara mundur dari anggota PWI

Wartawan korban teror pembakaran rumah di Kutacane, Kabupaten Aceh Tenggara, Asnawi Luwi. (ANTARA/Istimewa)

Mataram (ANTARA) - Asnawi Luwi, seorang wartawan korban teror pembakaran rumah di Kutacane, Kabupaten Aceh Tenggara, resmi menyatakan mengundurkan diri dari organisasi Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kabupaten Aceh Tenggara.

 

"Saya mengundurkan diri dari anggota PWI Aceh Tenggara dengan keinginan sendiri," kata Asnawi Luwi yang dihubungi ANTARA melalui saluran telepon dari Meulaboh, Kabupaten Aceh Barat, Kamis (29/8) siang.

 

Baca juga: Polda dukung penyelidikan pembakaran rumah wartawan

Wartawan koran daerah terbitan Banda Aceh tersebut mengaku sudah menyampaikan pengunduran dirinya kepada pengurus organisasi tersebut di Aceh Tenggara.

Ia mengaku sedih atas musibah yang ia alami bersama keluarga yang terjadi pada Selasa (30/7), sehingga menyebabkan seluruh isi rumah dan harta bendanya terbakar karena diduga sengaja dibakar oleh orang tidak dikenal.

Baca juga: Isteri wartawan korban pembakaran rumah di Aceh Tenggara takut bekerja

Asnawi mengaku kecewa karena menurutnya, teman-teman di organisasi kewartawanan tersebut tidak melakukan upaya tindaklanjut terhadap teror yang ia alami, sehingga kasus tersebut kini belum terungkap, katanya menambahkan.

Sementara itu, Sekretaris Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kabupaten Aceh Tenggara, Bulqaini yang dikonfirmasi ANTARA membenarkan bahwa Asnawi Luwi, wartawan korban teror pembakaran rumah sudah menyatakan diri untuk mundur dari organisasi.

Baca juga: Wartawan di Aceh Tenggara yakin rumahnya dibakar terkait pemberitaan

"Memang pernyataan pengunduran diri Asnawi sudah disampaikan melalui grup whatsapp PWI Aceh Tenggara, akan tetapi secara tertulis kita belum menerima," kata Bulqaini.

Ia bersama rekan-rekan wartawan di Aceh Tenggara memaklumi sikap dan keputusan Asnawi yang memilih mundur dari organisasi, karena saat ini korban dalam suasana berduka atas musibah yang dialami.

Baca juga: Polda Sumut selidiki kebakaran rumah wartawan di Aceh Tenggara

Namun, PWI Aceh Tenggara bersama rekan jurnalis di daerah itu selama ini terus berupaya melakukan advokasi dan mendesak kepolisian agar segera mengungkap kasus teror yang dialami oleh korban, dan melakukan berbagai upaya agar kasus tersebut secepatnya menemukan pelaku pembakaran.

Selain menimpa Asnawi, ia mengakui dua hari setelah teror pembakaran rumah wartawan, kasus teror juga dialami oleh organisasi pers tersebut dengan cara membakar bagian pintu masuk kantor berlokasi di Desa Pulo Nas, Aceh Tenggara pada Kamis (1/8) lalu.

Pihaknya berharap agar kedua kasus teror yang dialami oleh pekerja pers di Kabupaten Aceh Tenggara dapat segera diungkap oleh kepolisian setempat.