Pemkab Lombok Utara membangun enam embung untuk pertanian

id Lombok Utara,Embung,NTB,Tanaman Pangan

Pemkab Lombok Utara membangun enam embung untuk pertanian

Bupati Lombok Utara Najmul Akhyar menandatangani prasasti dan pembukaan keran embung di Dusun Batu Keruk, Desa Akar-Akar, Lombok Utara, Jumat (25/10/2019). ANTARA/Awaludin

Mataram (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat telah membangun enam embung pada 2019 untuk meningkatkan hasil produksi pertanian, khususnya tanaman pangan padi dan palawija.

"Ada enam embung yang dibangun dan sudah diresmikan, termasuk salah satu embung yang dibangun dari dana pusat dengan kapasitas tampung air mencapai 500 meter kubik," kata Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Lombok Utara Nanang Matalata pada peresmian embung serta penyerahan alat mesin pertanian kepada kelompok tani di Dusun Batu Keruk, Desa Akar-Akar, Lombok Utara, Jumat.

Mantan Asisten I Sekretariat Daerah Kabupaten Lombok Utara itu, juga mengungkapkan bahwa pemerintah daerah sudah membangun 100 sumur bor, namun yang telah dimanfaatkan secara optimal baru 25 unit.

"Seandainya sumur bor dimanfaatkan secara maksimal sebelum hujan turun untuk satu kali panen saja bisa mengairi sampai 15 hektare sawah. Ke depan sumur-sumur bor tersebut kemungkinan akan kita optimalkan," ujarnya.

Bupati Lombok Utara Najmul Akhyar mengatakan Pemerintah Provinsi NTB terobsesi menjadikan Kabupaten Lombok Utara sebagai daerah industri pertanian.

Untuk itu, katanya, perlu berbagai terobosan guna meningkatkan hasil produksi sebagai bahan baku industri.

Ia menambahkan infrastruktur pertanian yang telah dibangun dan fasilitas yang diberikan pemerintah, seperti alat-alat mesin pertanian tersebut, sudah dipikirkan terlebih dahulu manfaatnya bagi masyarakat.

"Jadi saya sangat menyayangkan ada warga pada kelompok pengguna irigasi teknis ada yang tidak setuju dan keluar," katanya.

Menurut dia, infrastruktur pertanian berupa embung dan sumur bor serta fasilitas pertanian lainnya yang diberikan pemerintah bernilai relatif mahal sehingga warga penerima manfaat harus bersyukur.

"Saya memperkirakan jika fasilitas pertanian yang diberikan pemerintah daerah bisa difungsikan sesuai dengan manfaatnya, tidak menutup kemungkinan Kabupaten Lombok Utara akan berkembang dan terwujud nyata sebagai daerah agrowisata," ucap dia.

Najmul memberi contoh Kampung Coklat Senara, Desa Genggelang, Kecamatan Gangga, yang telah menjadi agrowisata edukasi.

Kelompok tani kampung cokelat juga telah terbukti sukses karena berhasil mendapat juara satu tingkat nasional. Prestasi tersebut menjadi suatu kebanggaan bagi daerah.

"Saya berharap kelompok tani lainnya juga bisa meniru jejak sukses Kelompok Tani Senara. Harapan saya, sekali lagi manfaatkan infrastruktur dan fasilitas pertanian yang telah diberikan pemerintah dengan sebaik-baiknya," kata dia.

Ketua Kelompok SPB 131, Marjuni, menyebutkan, embung di Dusun Batu Keruk, Desa Akar- Akar dibangun dengan dana APBN 2019 sekitar Rp120 juta, namun hingga selesai pembangunan dan peresmian menghabiskan dana Rp150 juta.

Ia menambahkan embung pertanian pada kelompok tani setempat dibangun dengan cara swakelola dan dikerjakan oleh anggota kelompok tani secara gotong royong. Embung tersebut luasnya 12x30 meter dan kapasitas daya tampung air mencapai 572 meter kubik.

Untuk luas lahan yang dialiri diproyeksi sekitar 22 hektare dengan pemanfaat 23 kelompok tani. Selain fungsi utama sebagai irigasi pertanian, embung tersebut ke depannya diharapkan bisa menjadi objek agrowisata tanaman pangan dan hortikultura.

"Harapan kami supaya pemerintah daerah memberi bantuan perpipaan. Di tempat lain, kami juga berharap supaya dibangunkan embung seperti ini," kata Marjuni.