PEMERINTAH DEKATKAN KOLEKTOR BENDA BERSEJARAH DENGAN MUSEUM

id

Mataram, 30/3 (ANTARA) - Pemerintah terus berupaya mendekatkan kolektor benda bersejarah dengan museum agar barang bernilai sejarah itu tidak "melayang" ke luar negeri.

Direktur Jenderal (Dirjen) Sejarah dan Purbakala, Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata (Kemenbudpar) Hari Untoro Dradjat, MA, mengemukakan hal itu di sela peninjauan Pameran Tenun NTB yang digelar di Museum Negeri NTB di Mataram, Selasa.

"Pemerintah terus mengupayakan benda-benda bersejarah itu dimuseumkan agar tidak berpindah tangan ke orang asing, sehingga terus mengajak kolektor benda bersejarah agar lebih dekat dengan museum," ujarnya.

Untoro juga mengajak insan pers agar terus memberitakan pentingnya para kolektor benda-benda bersejarah mengamankan benda bernilai sejarah itu di museum, bukan di rumah.

Jika benda-benda bersejarah itu diamankan di rumah, maka akan sangat rentan "diterbangkan" ke luar negeri karena teriming-iming imbalan yang cukup tinggi.

Ia juga mendorong pengelola museum agar lebih dekat dengan para kolektor benda bersejarah itu demi kelestarian benda bernilai sejarah tersebut hingga masa mendatang.

"Upaya ini (mendekatkan kolektor dengan museum, red) merupakan bagian dari Gerakan Nasional Cinta Museum yang telah dicanangkan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata (Menbudpar) Jero Wacik pada 30 Desember 2009," ujarnya.

Menurut Untoro benda-benda bersejarah milik Indonesia sudah banyak yang berpindah tangan hingga ditemukan di sejumlah negara-negara di Eropa seperti Belgia dan Belanda.

Benda bersejarah itu dijual oleh kolektor Indonesia kepada warga asing sehingga semakin jauh dari museum.

"Biasanya benda sejarah milik bangsa yang sudah terlanjur 'terbang' ke negara lain, tidak akan kembali lagi dan jumlahnya semakin banyak, sehingga perlu diredam dengan upaya nyata," ujarnya. (*)