Tanjungpinang (ANTARA) (ANTARA) - Nelayan di Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau kini mengaku tak khawatir lagi untuk turun melaut, karena pasukan TNI sudah siaga 24 jam mengawal laut Natuna dari aktivitas kapal nelayan asing yang menjarah ikan di perairan tersebut.
"Untuk saat ini alhamdulillah, penjagaan di laut Natuna sudah dimaksimalkan oleh KRI, itulah harapan kami selama ini," kata Ketua Nelayan Ranai, Natuna, Herman, Sabtu.
Bahkan, kata Herman lagi, berdasarkan informasi yang ia terima, saat ini laut Natuna sudah mulai terpantau sepi dengan nelayan asing. Sejak beberapa hari terakhir, wilayah perbatasan itu telah dimasuki puluhan kapal asing.
Kondisi ini, lanjutnya, membuat nelayan lokal merasa tenang sekaligus senang untuk kembali mengais rezeki di laut.
Bukan tanpa alasan, keberadaan nelayan asing di laut Natuna membuat ciut nyali nelayan lokal, mengingat mereka kerap diintervensi jadi salah satu alasannya.
"Tapi 99 persen nelayan tetap belum dapat melaut, karena cuaca buruk. Kemungkinan akhir bulan ini, itu pun kalau cuaca memungkinkan," ujarnya.
Pihaknya mengharapkan ke depan pengamanan di laut Natuna dapat ditingkatkan. Pemerintah pusat pun diharapkan membantu nelayan setempat dengan alat telekomunikasi berupa radio panggil yang mampu menjangkau jarak jauh.
Selain itu, pemerintah turut diminta membuat jalur komunikasi khusus bersama KRI, agar jika sewaktu-waktu ada kapal asing, maka para nelayan bisa menghubungi langsung ke kapal perang tanpa menunggu pulang ke daratan.
"Sehingga informasi tersebut dapat disampaikan secara cepat ke pihak KRI dan pengawas lainnya. Kenapa demikian, karena pada waktu nelayan kita ke laut, sinyal HP tidak terjangkau," ujarnya pula.
Kendati demikian, pihaknya juga memahami keterbatasan armada KRI dan operasionalnya. Karena itu, salah satu solusinya pemerintah memberi alat komunikasi yang memadai sehingga bermanfaat bagi nelayan Natuna.
Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan I (Pangkogabwilhan I) Laksamana Madya Yudo Margono telah mengimbau agar nelayan Natuna tidak cemas atas keberadaan kapal ikan asing dan Coast Goard China karena TNI hadir di laut Natuna.
"Tetap saja melaut, di sini kan ada kapal perang, bisa infokan pada kami," ujarnya pula.
Justru sebaliknya, nelayan sebaiknya menjadi mata dan telinga aparat keamanan, khususnya TNI Angkatan Laut.
"Mungkin dengan kondisi laut kita yang luas, itu tidak bisa dijangkau oleh KRI kita saat ini, kan jumlahnya terbatas," kata dia lagi.
Ia juga meyakinkan masyarakat dan nelayan untuk terus berkoordinasi dengan TNI maupun Bakamla yang berada di laut Natuna.
Berita Terkait
Kapal nelayan China bertahan di Laut Natuna
Minggu, 5 Januari 2020 11:56
Nelayan Natuna takut melaut sejak kehadiran kapal nelayan asing
Jumat, 3 Januari 2020 23:44
Upaya memulangkan nelayan-nelayan Indonesia bermasalah dari Malaysia
Jumat, 31 Mei 2024 8:23
KJRI Kuching antar kepulangan nelayan Natuna ditahan Malaysia
Kamis, 9 Februari 2023 20:41
Kapal China menyelamatkan tujuh nelayan tenggelam di Laut Natuna
Senin, 29 Juni 2020 12:45
Pengamat sebut China sengaja memancing Indonesia kerahkan kapal perang
Rabu, 15 Januari 2020 20:25
Nelayan Natuna menghasilkan 20 ton ikan setelah 14 hari melaut
Selasa, 14 Januari 2020 16:02
Pengamat mendorong distribusi BBM diutamakan untuk pulau terluar
Selasa, 14 Januari 2020 14:33