SMKPPN Mataram-P4S NTB bersinergi mencetak pengusaha pertanian milenial

id SMKPPN Mataram,P4S NTB,generasi milenial

SMKPPN Mataram-P4S NTB bersinergi mencetak pengusaha pertanian milenial

Kepala BPPSDMP Kementerian Pertanian, Dedi Nursyamsi (jaket hitam), menunjukkan produk pangan olahan yang dipamerkan siswa SMKPPN Mataram, dalam pertemuan koordinasi penumbuhkembangan pengusaha pertanian milenial, di Mataram, Kamis (6/2/2020). ANTARA/Awaludin

Mataram (ANTARA) - Sekolah Menengah Kejuruan Pertanian Pembangunan Negeri (SMKPPN) Mataram bersinergi dengan Pusat Pelatihan Pertanian Pedesaan Swadaya (P4S) Nusa Tenggara Barat untuk mencetak pengusaha pertanian dari kalangan milenial atau generasi muda.

Kerja sama tersebut dituangkan dalam nota kesepahaman (MoU) yang ditandatangani oleh Kepala SMKPPN Mataram Sugiarta, dengan Koordinator P4S NTB H Japri, di Mataram, Kamis.

Penandatanganan MoU tersebut disaksikan oleh Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian, Kementerian Pertanian (Kementan), Dedi Nursyamsi, dan Kepala Pusat Pelatihan Pertanian, Bustanul Arifin Caya, serta Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan NTB, Husnul Fauzi.

"Kerja sama ini dalam rangka mengembangkan pertanian milenal baik dari sisi kurikulumnya, pengembangan wirausaha hingga pemasaran produk. Termasuk juga kita buat inkubator bisnis pelatihan wirausaha muda," kata Kepala SMKPPN Mataram, Sugiarta.

Menurut dia, alumni SMKPPN Mataram merupakan ujung tombak untuk mencetak tenaga terampil di sektor pertanian. Oleh sebab itu, perlu ada kerja sama dengan petani sekaligus pengusaha yang sudah terbukti berhasil dan bergabung di P4S.

Jumlah siswa yang lulus setiap tahunnya rata-rata sebanyak 250 orang. Selain mendapatkan ijazah, mereka juga mendapatkan sertifikat kompetensi di bidang pertanian.

"Kita mantapkan kemampuan para siswa karena mereka ujung tombak dan untuk mendukung program industrialisasi pertanian di NTB," ujar Sugiarta.

Koordinator P4S NTB, H Japri menambahkan, semua SMKPP di NTB, akan diarahkan untuk magang di lembaganya untuk mempraktikkan ilmu pertanian yang diperoleh selama di sekolah dengan pendampingan dari para petani yang juga menjadi pengusaha pertanian.

"Kami akan memberikan pendampingan kepada para siswa tersebut sesuai dengan jurusan dan minatnya. Ada yang di peternakan, tanaman pangan, dan hortikultura. Sesuai yang dikembangkan P4S," katanya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan NTB, Husnul Fauzi, menyebutkan sektor pertanian merupakan penyumbang devisa terbesar dibandingkan sektor lainnya, yakni sebesar 54 persen.

Hal itu menunjukkan bahwa tenaga kerja di sektor pertanian masih memiliki banyak peluang, terutama bagi kalangan generasi milenial, sehingga harus dimanfaatkan.

"Maka perlu ada regenerasi petani dan itu dapat dilakukan melalui program Pendidikan Vokasi di bidang pertanian," katanya.