Mataram punya puluhan koleksi lontar bahasa sanksekerta dan sudah diterjemahkan

id lontar,mataram,dinas arsip

Mataram punya puluhan koleksi lontar bahasa sanksekerta dan sudah diterjemahkan

Kepala Dinas Kearispan dan Perpuskataan Kota Mataram Hj Siti Miftahayatun menunjukan salah satu dari puluhan koleksi lontar yang dimiliki. (Foto: ANTARA News/Nirkomala)

Mataram (ANTARA) - Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, memiliki puluhan koleksi catatan yang ditulis pada daun lontar dalam bahasa sanskerta dan sudah diterjemahkan.

Kepala Dinas Kearispan dan Perpuskataan Kota Mataram Hj Siti Miftahayatun di Mataram, Senin mengatakan total koleksi lontar yang ada saat ini sebanyak 46 yang berisi berbagai jenis dokumen penting, terutama tentang surat jual beli tanah.

"Satu koleksi lontar atau satu bendel lontar berisi sekitar 28 lembar lebih, tergantung panjang pendeknya dokumen yang ada di dalamnya," kata Miftah yang didampingi Arsiparis Muda Puji Ani.

Dikatakan, sebanyak 46 koleksi lontar tersebut sudah diterjemahkan, bekerja sama dengan Museum Negeri Nusa Tenggara Barat, sehingga diketahui isinya sebagian besar surat jual beli tanah.

Jika diterjemahkan, satu bendel koleksi catatan yang ditulis di atas daun lontar tersebut, bisa menjadi dua hingga tiga buku.

"Lontar yang sudah diterjemahkan, kami susun rapi sesuai dengan urutannya agar tidak tertukar sehingga bisa terus dilestarikan untuk anak cucu kita," katanya.

Dari 46 koleksi lontar tersebut, masih ada satu bendel lontar yang belum berani diterjemahkan karena berisi tentang adat budaya dan ajaran agama.

"Kami belum berani menerbitkan buku terjemahannya, untuk menjaga agar tidak salah tafsir. Jadi kami simpan dulu," katanya.

Menurutnya, puluhan lontar yang dikoleksi Dinas Kearsipan Kota Mataram itu, sebagain besar didapatkan di Kecamatan Cakranegara, mengingat warga Hindu di Kecamatan Cakranegara cukup banyak dan rata-rata memiliki tanah luas.

Lebih jauh, Miftah mengatakan, untuk menambah koleksi lontar, aktif mencari informasi terhadap warga yang memiliki arsip lontar sebagai upaya penyelamatan arsip dan pelestarian sejarah.

"Kalau ada, kami langsung mencari dan melakukan komunikasi dengan pemilik agar arsip bersejarah tersebut dapat diserahkan ke kami. Meskipun dalam prosesnya kita memberikan sedikit uang suka rela," ujarnya.