Mataram (ANTARA) - Pemerintah Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, membutuhkan anggaran sekitar Rp6 miliar untuk membangun jalan bawah tanah (underpass) sebagai fasilitas pendukung "Menara Mentaram" di bundaran Jalan Lingkar Selatan.
"Kita butuh sekitar Rp6 miliar untuk membangunan 'underpass' dan penataan lainnya di sekitar Menara Mentaram," kata Asisten II Bidang Administrasi Pembangunan dan Perekonomian Setda Kota Mataram H Mahmuddin Tura di Mataram, Rabu.
Ia mengatakan, untuk pembangunan jalan bawah tanah, pemerintah kota sudah mendapatkan persetujuan dari Balai Jalan Nasional (BJN), bahkan telah melakukan ekspose terhadap konstruksi beton yang akan digunakan.
"Namun proses pengerjaannya, direncanakan tahun 2021. Kalau untuk tahun ini, kita tidak ada alokasi anggaran untuk melanjutkan kegiatan di areal Menara Mentaram sebab semua kita rencanakan lagi tahun 2021," katanya.
Termasuk untuk pembebasan lahan bagian kiri dan kanan di sepanjang jalan yang menghubungkan Menara Mentaram dengan Gapura Tembolak. "Kita akan buat 'green belt' seperti di Jalan Udayana," katanya.
Selain itu, untuk melengkapi pembangunan jalan bawah tanah itu, pemerintah kota telah membebaskan lahan seluas 40 are, yang nantinya akan dimanfaatkan juga sebagai lahan parkir dan "rest area".
Sementara, untuk pemasangan lift di Menara Mentaram juga akan diusulkan tahun 2021, bersamaan dengan pembangunan "underpass". Pasalnya, pembangunan jalan bawah tanah dan pemasangan lift ini sebaiknya bersamaan agar lift tidak rusak.
"Pemasangan lift berfungsi mengangkat pengunjung yang ingin melihat Kota Mataram dan sekitarnya dari atas melalui Menara Mentaram dengan ketinggian sekitar 50 meter," ujarnya.
Mahmuddin mengatakan, kegiatan penataan di areal Menara Mentaram setelah rampung dikerjakan pada 14 Februari 2020, tidak ada lagi alokasi anggaran untuk penataan lanjutan.
"Yang ada hanya Rp200 juta di Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman, untuk penataan taman di bagian dalam bundaran Menara Mentaram," sebutnya.