Selong, Lombok Timur (ANTARA) - Puluhan mahasiswa Institut Agama Islam Hamzanwadi Pancor melakukan aksi kedua kalinya di depan Kampusnya, Sabtu (4/6) yang menuntut agar pihak rektorat menurunkan biaya SPP untuk semua program studi.
Mereka beranggapan biaya SPP saat ini sangat memberatkan, apalagi di tengah pendemi COVID-19 dan perkulihan belum stabil
Dalam aksinya para mahasiswa membawa selebaran dan pamflet dengan berbagai tulisan mengenai apa yang menjadi tuntutan mereka terhada pihak rektorat.
"Kami minta agar pihak rektorat menerima tuntutan kami, kalau tidak kami akan terus melakukan aksi sampai apa yang menjadi tuntutan kami direspon," kata koordinator aksi, Firman dalam orasinya di halaman kampus.
"Pejabat tinggi rektorat bukan memberi keringanan tapi justru makin membebani mahasiswa dengan kebijakan yang memberatkan mahasiswa," ucap orator lainnya.
Apalagi pihak rektorat bukan mendengar keluhan mahasiswa, tetapi justru di bungkam dengan surat ancaman bagi mahasiswa yang melakukan aksi.
"Sangat ironis sekali saat kami mengkritik kebijakan kampus justru surat ancaman dikeluarkan," teriak mahasiswa lainnya.
Presiden BEM IAIH NW Pancor, L Ahmad Zainuddin Wathoni mengatakan pihaknya juga telah minta pihak rektorat untuk melakukan pemotongan SPP untuk semua program studi.
Permintaan pemotongan dana SPP oleh mahasiswa IAIH NW Pancor dengan alasan bahwa pelaksanaan kuliah dilaksanakan secara online.Belum lagi para mahasiswa harus mengeluarkan dana lagi untuk kuota internet dalam proses kuliah online yang dilaksanakan akan tapi tidak efektif dan tidak berjalan dengan maksimal.
"Mudah-mudahan dengan pertemuan Senin mendatang dengan Rektor IAIH bersama pihak rektorat akan ada solusi dengan tuntutan mahasiswa bisa diterima nantinya," tegas Zainuddin.
Kemudian aksi mahasiswa diterima Wakil Rektor III IAIH NW Pancor, H Ahyan dengan menjelaskan apa yang menjadi tuntutan dan aspirasi mahasiswa sudah disampaikan dan dihimpun semuanya untuk disampaikan ke pimpinan.
Sementara kami belum bisa memutuskan terhadap apa yang menjadi tuntutan mahasiswa. " Insya Allah, Senin mendatang rektor akan hadir untuk menemui para mahasiswa dengan semua yang menjadi tuntutan bisa disampaikan nantinya di hadapan rektor," kata Ahyan.
Setelah mendengarkan penyampaian Wakil Rektor III lalu mahasiswa membubarkan diri dengan tertib, dengan berjanji akan melakukan aksi lebih besar lagi kalau tuntutan tidak direspons.
Berita Terkait
Developing infrastructure to accelerate food sufficiency
Rabu, 11 Desember 2024 5:49
Polda NTB periksa mahasiswa tersangka perusakan saat demo tolak RUU Pilkada
Jumat, 18 Oktober 2024 13:17
Kasus perusakan gerbang Kantor DPRD NTB saat demo mahasiswa naik penyidikan
Selasa, 1 Oktober 2024 16:39
Anies Baswedan soroti banyak mahasiswa jadi korban kekerasan saat demo di DPR
Sabtu, 31 Agustus 2024 18:07
Komnas HAM mendesak polda evaluasi penanganan demo di Semarang-Makassar
Selasa, 27 Agustus 2024 9:02
Polda Metro Jaya tetapkan puluhan orang tersangka kericuhan di DPR
Sabtu, 24 Agustus 2024 2:55
Ombudsman meminta kepolisian persuasif dalam penanganan aksi demo
Jumat, 23 Agustus 2024 17:56
Polisi bubarkan paksa aksi unjuk rasa penolakan RUU Pilkada di Kota Mataram
Jumat, 23 Agustus 2024 17:49