Perpustakaan Mataram memiliki 56 ribu koleksi buku

id perpstaan,mataram,buku

Perpustakaan Mataram memiliki 56 ribu koleksi buku

Dokumen: Pengunjung melihat koleksi buku braille di pojok disabilitas Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, yang memikili ratusan koleksi buku braille dan fasilitas ruang baca yang nyaman dan aman. (Foto: ANTARA/Nirkomala)

Mataram (ANTARA) - Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, hingga saat ini memiliki 56.400 eksemplar koleksi buku, dengan 40.491 judul yang lengkap sesuai kebutuhan masyarakat.

"Koleksi buku itu, kita dapatkan dari pengadaan buku setiap tahun melalui APBD Kota Mataram. Tapi ada juga sumbangan para kolektor novel serta buku-buku lainnya dari masyakarakat umum," kata Kepala Dinas Kearsipan dan Perpustakaan (Diarpus) Kota Mataram Siti Miftahayatun, Selasa.

Ia mengatakan, sumbangan buku dari para kolektor tersebut sangat bermanfaat, apalagi saat kondisi pandemi COVID-19 sekarang ini. Dimana, anggaran untuk pengadaan pembelian buku baru yang setiap tahunya ada, tahun ini ditiadakan.

"Biasanya setahun kita mendapatkan anggaran sekitar Rp100 juta lebih, untuk pengadaan buku baru. Tapi tahun ini tidak ada karena anggaran dialihkan untuk penanganan COVID-19," katanya.

Terkait dengan itu, sumbangan buku dalam bentuk buku apapun yang bermanfaat bagi masyarakat, sangat membantu menambah koleksi buku di perpustakaan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.

"Dari pada dibuang atau disimpan di gudang, lebih baik buku disumbangkan ke kita. Selain menjaga koleksi pemilik tetap aman, juga bisa dimanfaatkan oleh masyarakat lain yang membutuhkan," katanya.

Lebih jauh, Miftahayatun mengatakan, dari 56 ribu lebih koleksi buku tersebut, pihaknya juga memiliki koleksi buku braille bagi penyandang tunanetra, sebanyak 1.000 eksemplar atau sebanyak 500 judul buku. Mulai dari buku ilmu pengetahuan umum hingga novel terlaris.

Untuk pengadaan buku braille ini, katanya, setiap tahun Perpustakaan Mataram melakukan pengadaan sesuai dengan kebutuhan pada penyandang disabilitas. Satu buku biasa kalau diterjemahkan ke buku braille bisa menjadi 2-3 eksemplar.

"Karena itu, harga satu judul buku braille cukup mahal," katanya Miftahayatun tanpa menyebut angka pasti karena bervariasi.

Namun demikian, lanjutnya, untuk pengadaan buku braille pihaknya sangat terbantu dengan adanya pengiriman bantuan buku braille dari Pemerintah Kota Bandung setiap tahun.

"Dengan melihat fasilitas ruang baca dan pojok disabilitas yang kita miliki, Pemerintah Kota Bandung memberikan atensinya dengan membantu koleksi buku braille," katanya.