Mataram (ANTARA) - Lembaga nirlaba Yayasan Plan International Indonesia (Plan Indonesia) melibatkan kalangan remaja dalam program "Let's Talk" di Nusa Tenggara Barat yang bertujuan untuk menekan angka kehamilan pada usia anak.
"Perkawinan usia anak tidak seharusnya terjadi. Karenanya kami mengajak berbagai pihak untuk bersama mengurangi bahkan menghentikan praktik perkawinan usia anak.
"Program Let's Talk juga memberdayakan anak-anak dan remaja agar mereka dapat memilih masa depan yang tepat," kata Program Coordinator Yayasan Plan International Indonesia di NTB Sabaruddin, di Mataram, Selasa.
Hal itu dikatakan Sabaruddin dalam peluncuran program Let's Talk di Kota Mataram, yang dihadiri oleh Kepala Dinas Pendidikan Kota Mataram H Lalu Fatwir Uzali, dan perwakilan Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) NTB.
Selain di Kota Mataram, Yayasan Plan International Indonesia juga menginisiasi program Let's Talk di Kabupaten Lombok Utara, dan akan diluncurkan pada 28 Januari 2021.
Sabaruddin mengatakan Kota Mataram dan Kabupaten Lombok Utara menjadi sasaran pelaksanaan program karena lebih dari 12.000 kasus kehamilan di usia remaja 15-19 tahun terjadi di Kota Mataram, dan Kabupaten Lombok Utara pada 2018-2019.
Minimnya akses terhadap informasi dan fasilitas kesehatan seksual dan reproduksi mendorong munculnya perkawinan usia anak dan kehamilan remaja.
Ia juga menyebutkan berdasarkan data DP3AP2KB NTB, tercatat ada 805 permintaan dispensasi perkawinan usia anak sepanjang 2020. Angka tersebut meningkat 59 persen dari data tahun sebelumnya, yaitu 332 permintaan.
"Pada 2018-2019, terdapat lebih dari 2.000 kasus kehamilan di usia remaja usia 15-19 tahun di Mataram dan Lombok Utara," ujarnya.
Sabaruddin mengatakan situasi pandemi COVID-19 semakin memperlebar kesenjangan dalam pemenuhan hak kesehatan seksual dan reproduksi anak-anak, remaja, dan kaum muda. Situasi tersebut tidak hanya berdampak pada kesehatan yang buruk, namun juga dapat berakibat pada peningkatan angka kehamilan remaja hingga perkawinan usia anak.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Kota Mataram H Lalu Fatwir Uzali mengatakan pihaknya mendukung pelaksanaan program Let's Talk Yayasan Plan International Indonesia yang melibatkan kalangan remaja.
Ia juga sependapat bahwa dalam kondisi pandemi COVID-19, sangat sulit untuk menyelenggarakan kegiatan belajar dan untuk melakukan pencegahan perkawinan usia anak.
"Saya berharap program Let's Talk dapat memperkuat guru dan sekolah dalam pemberian informasi kesehatan reproduksi dan juga dapat melindungi murid dari perkawinan usia anak" kata Fatwir.