Mataram (ANTARA) - Wakil Gubernur Nusa Tenggara Barat Sitti Rohmi Djalillah mengingatkan seluruh jajaran pemerintah daerah kabupaten/kota serta lintas sektoral akan pentingnya menjaga sinkronisasi data COVID-19.
"Yang paling utama dalam menangani COVID-19 ini, sama persepsinya sama pandangannya bahwa data ini sangat penting. Tidak boleh lalai data. Karena dari data itu terlihat kerja kita yang nyata. Ini harus terepresentasikan di data," kata Sitti Rohmi usai mengikuti rapat koordinasi antisipasi eskalasi pasien COVID-19 di Mapolda NTB, Jumat.
Karenanya dia mengingatkan kembali agar kondisi penanganan di lapangan harus selalu disesuaikan dengan data. Alangkah baiknya lagi, petugas yang melakukan pendataan tetap memantau setiap perkembangan penanganan di lapangan.
"Jadi setiap orang yang berkepentingan atau yang bertugas meng-'update' data, itu tolong serius dan sungguh-sungguh 'update' data yang sesuai dengan kenyataan di lapangan," ujarnya.
Untuk ke depannya, lanjut Sitti Rohmi, pemerintah akan mengajak seluruh pemangku kepentingan tentang penanganan COVID-19 di NTB ini agar menaruh orientasi pada pembaruan data secara "real time" melalui aplikasi All Record TC-19.
"Nantinya jangan sampai ada lagi data pada aplikasi All Record TC-19 berbeda dengan data yang sebenarnya. Karena itu langsung yang baca pusat," ucap dia.
Senada dengan Wagub NTB, Kapolda NTB Irjen Pol Mohammad Iqbal juga mengatakan hal demikian. Sinkronisasi data lapangan dengan yang ada pada aplikasi All Record TC-19 harus tetap terjaga.
"Jadi tentang data ini, kita harus satu frekuensi. Jangan sampai kita kerja di lapangan luar biasa tapi datanya malah amburadul, sama saja bohong. Data yang terlihat di NTB malah jadi jelek padahal tidak," kata Iqbal.
Bila hal itu tidak menjadi perhatian bersama, maka akan memberikan imbas yang cukup besar bagi kelangsungan hidup masyarakat NTB. Utamanya dalam hal perekonomian masyarakat yang sebagian besar bergelut di bidang pariwisata.
"Tentu yang rugi masyarakat, orang yang mau wisata, bisnis jadi enggan," ujarnya.
Namun dari permasalahan data ini, Kapolda NTB menyoroti semangat Pemerintah Kabupaten Lombok Timur bersama seluruh pemangku kepentingan setempat dalam penanganan COVID-19.
Menurutnya, persoalan COVID-19 di Kabupaten Lombok Timur dengan pembaruan data pada aplikasi All Record TC-19 sudah sesuai. Hal itu pun diharapkannya dapat menjadi contoh kabupaten/kota lainnya.
"Jadi kita harus memberikan 'reward'. Sementara ini yang paling bagus itu Lombok timur. Kerja lapangan dan manajemen datanya bagus. Karena memang 'leadership' bupati yang mau tahu dan paham dengan konstruksinya. Begitu juga dengan sekda yang mau tahu. Ada 'political will'," ucap dia.
Selain ada yang terbaik dalam pendataan, Kapolda NTB juga melihat ada salah satu kabupaten yang masuk dalam catatannya dan patut menjadi perhatian pimpinan daerah setempat agar ada perbaikan kinerja.
"Itu Lombok Tengah terlihat paling buruk per-16 Juni, karena datanya data yang buruk. Bisa saja representasi kerja buruk, bisa saja tidak. Karena itu, data ini menjadi hal yang penting," katanya.
Berita Terkait
Satgas Reformasi Agraria berperan selaraskan data tanah
Rabu, 1 November 2023 6:32
Bawaslu perkuat sinkronisasi data pengawasan sampai ke daerah
Jumat, 9 Desember 2022 5:34
Satgas COVID-19 Kota Mataram sinkronisasi data kasus
Selasa, 2 Februari 2021 13:43
Pemkot Mataram sinkronisasi kembali data penerima JPS
Minggu, 3 Mei 2020 14:33
Wabup KSB: Sinkronisasi Data Kemiskinan Penting
Kamis, 16 April 2015 23:20
Mantan Presiden Jair Bolsonaro dituduh palsukan data vaksinasi COVID
Rabu, 20 Maret 2024 8:04
Polresta Mataram serahkan data audit kasus korupsi masker COVID-19 ke BPKP
Senin, 26 Februari 2024 16:31
AI dan big data bisa percepat pengembangan obat baru
Sabtu, 10 Februari 2024 12:05