Mataram, (ANTARA) - Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Nusa Tenggara Barat, meminta distributor memperbanyak stok sembilan bahan kebutuhan pokok pada saat bulan puasa Ramadhan 1432 Hijriah, untuk mengantisipasi meningkatnya permintaan konsumen.
"Kami sudah berkoordinasi dengan seluruh distributor, agar menambah stok kebutuhan pokok melebihi dari biasanya pada saat bulan puasa Ramadhan hingga akhir Idul Fitri 1432 Hijriah," kata Kepala Bidang Perdagangan Dalam Negeri, Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) NTB, Hj. Ulayati Ali, di Mataram (7/7).
Menurut dia, seluruh distributor yang mendatangkan barang kebutuhan pokok dari luar daerah juga menginginkan agar distribusi barang di NTB tetap berjalan lancar karena sumber pendapatan mereka berasal dari aktivitas tata niaga barang.
"Kami sudah berkoordinasi, dan mereka menyatakan kalau pengiriman barang macet dari luar daerah, otomatis rezeki juga macet karena tidak ada barang yang bisa dijual. Oleh sebab itu, mereka memastikan bahwa stok kebutuhan pokok selama Ramadhan hingga usai lebaran aman, sepanjang kondisi alam mendukung kelancaran angkutan kat," ujarnya.
Ulayati menyebutkan, stok beberapa jenis kebutuhan pokok seperti gula pasir yang tercatat hingga 6 Juli 2011, sebanyak 104,60 ton yang tersebar di enam pedagang gula antar pulau terdaftar (PGAPT) dari sembilan PGAPT yang terdaftar di Disperindag NTB.
Untuk stok tepung terigu tercatat sebanyak 64 ton yang tersebar di lima distributor dari tujuh distributor yang terdaftar, sedangkan minyak goreng sebanyak 13,32 ton dan 5.400 bungkus yang tersebar di lima distributor terdaftar.
Sementara dari sisi harga kebutuhan pokok, ia mengaku memang sudah ada yang mengalami kenaikan seperti daging ayam potong dari Rp27.000 menjadi Rp29.000 per kilogram (kg) dan beras kualitas medium dari Rp5.700 naik menjadi Rp5.900 per kg.
"Kenaikan harga komoditas tersebut karena persediaan di pasar terbatas, meski permintaan konsumen tidak mengalami perubahan," ujarnya.
Ia mengatakan, jika harga kebutuhan pokok, terutama pada bulan Ramadhan dan menjelang Idul Fitri mengalami lonjakan, pihaknya akan melakukan operasi pasar dalam rangka menstabilkan harga barang.
Alokasi anggaran untuk kegiatan operasi pasar rakyat pada 2011, sebanyak Rp10 juta. Dana tersebut relatif terbatas, sehingga pihaknya akan meminta bantuan para distributor untuk berpartisipasi.
"Harga barang yang akan dijual pada saat operasi pasar disesuaikan dengan harga jual di tingkat distributor. Operasi pasar itu juga diarahkan untuk membantu warga kurang mampu memperoleh kebutuhan pokok dengan harga terjangkau," ujarnya. (*)