BPS: beras masih jadi komoditas penyumbang kemiskinan di NTB

id BPS NTB,Garis Kemiskinan,Komoditas Makanan,Beras

BPS: beras masih jadi komoditas penyumbang kemiskinan di NTB

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Nusa Tenggara Barat Wahyudin. (ANTARA/Awaludin)

Mataram (ANTARA) - Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Nusa Tenggara Barat Wahyudin mengatakan beras masih menjadi komoditas yang paling dominan memberikan sumbangan terhadap garis kemiskinan di NTB.

"Dari lima komoditas makanan yang memberikan sumbangan terhadap garis kemiskinan, beras yang paling besar nilainya," kata Wahyudin, di Mataram, Senin.

Ia menyebutkan jumlah penduduk miskin di NTB pada Maret 2021 sebanyak 746.660 orang, sedangkan pada September 2021 sebesar 735.300 atau berkurang sebanyak 11.400 orang atau 0,31 persen.

Jumlah penduduk miskin di NTB, pada September 2021 juga lebih rendah dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya sebanyak 746.040 orang.

"Penduduk miskin itu tersebar di daerah perkotaan, yakni sebanyak 387.670 orang, sedangkan di daerah perdesaan sebanyak 347.640 orang," ujarnya.

Di perkotaan, kata dia, beras memberikan sumbangan terhadap garis kemiskinan sebesar 18,96 persen, sedangkan di perdesaan sebesar 20,72 persen.

Empat komoditas makanan lain yang memberikan sumbangan terhadap garis kemiskinan di perkotaan adalah rokok kretek filter 11,55 persen, daging ayam ras 3,71 persen, telur ayam ras 3,18 persen, dan kue basah 2,70 persen.

Sementara di perdesaan, lanjut Wahyudin, rokok kretek filter memberikan sumbangan terhadap garis kemiskinan sebesar 12,04 persen, telur ayam ras 2,98 persen, daging ayam ras 2,94 persen, dan kue basah 2,63 persen.

"Peranan komoditas makanan terhadap garis kemiskinan jauh lebih besar dibandingkan peranan komoditas bukan makanan," ujarnya.

Ia berharap jumlah penduduk miskin di NTB, akan terus berkurang dengan adanya berbagai program pemerintah pusat yang langsung menyentuh warga yang berada di garis kemiskinan.

Demikian juga dengan program Pemerintah Provinsi NTB, melalui industrialisasi dan program pembangunan ekonomi lainnya yang bisa menyerap tenaga kerja dan meningkatkan taraf ekonomi masyarakat.