Kontes Kambing di Lombok Tengah tingkatkan harga jual

id Kambing

Kontes Kambing di Lombok Tengah tingkatkan harga jual

Acara Kontes Kambing Etawa di Lombok Tengah. ANTARA/Akhyar

Praya, Lombok Tengah (ANTARA) - Dinas Pertanian dan Peternakan (Dispetanak) Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat menyatakan, pelaksanaan kontes kambing peranakan Etawa adalah upaya untuk membangkitkan kembali usaha kambing dan meningkatkan daya jual hewan ternak tersebut.

"Beberapa tahun ini harga kambing menurun drastis," kata Sekretaris Dispertanak Lombok Tengah, Taufikurrahman di Praya, Minggu.

Ia mengatakan, dengan adanya kontes kambing tersebut sebagai upaya membangkitkan lagi animo masyarakat untuk beternak kambing. Termasuk memberikan apresiasi kepada para peternak kambing yang sampai dengan saat ini masih terus eksis, meski dalam beberapa tahun terakhir harga kambing mengalami penurunan.

“Karena dalam kurun beberapa tahun terakhir untuk ternak kambing ini, kita mengalami penurunan harga yang luar biasa. Maka melalui kontes ini, kita memberikan apresiasi kepada para peternak kambing kita yang masih bertahan,” katanya.

Ia mengatakan, bahwa dengan kesabaran para peternak membuat saat ini harga kambing kembali ada peningkatan lagi, dan sangat berbeda dengan kondisi dua tahun terakhir yang mengalami penurunan cukup signifikan.

“Sebelumnya karena kambing yang diproduksi untuk dijual harganya menurun, maka banyak peternak beralih ke kambing hias yang pasarnya juga masih luas,” katanya.

Disampaikan bahwa yang dilombakan adalah kambing ternak Etawa, karena memang dari segi tubuh bahwa kambing Etawa ini memiliki postur yang besar dan banyak petani yang saat ini lebih memelihara kambing Etawa, kemudian memberikan perawatan yang maksimal seperti hewan peliharaan lainnya.

“Penurunan harga kambing memang disebabkan akibat dari pasokan yang terlalu banyak. Di satu sisi pangsa pasar juga terbatas,” katanya.

Sementara itu, Medik Vertiner Distanak Lombok Tengah, Firman Hidayatullah menerangkan bahwa peserta lomba kambing ini berasal dari berbagai lima wilayah di pulau Lombok dengan melombakan sekitar lima kategori atau kelas yakni kelas E, D, C, BA dan kelas bebas.

“Kelas E misalnya kelas yang umurnya paling rendah. Seperti umur maksimal seratus hari kemudian tinggi 60 cm, panitia menilai bagaimana bentuk dan penampilan dari kambing mulai dari bagian depan, kepala, telinga, tanduk dan lainnya,” katanya.