Jakarta (ANTARA) - dr. Citra Amelinda, Sp.A, M.Kes, IBCLC yang tergabung dalam Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mengatakan pola asuh responsif menjadi pola asuh yang paling ideal untuk tumbuh kembang anak-anak bisa optimal.
Dokter spesialis anak itu menjelaskan pola asuh responsif merupakan kombinasi antara dua pengasuhan yang sebelumnya sudah dikenal yaitu authoritarian dan neglect parenting. "Pola asuh responsif ini bisa dibilang yang terbaik untuk saat ini. Posisinya ada di tengah di antara pengasuhan model otoriter dan permisif," kata Citra dalam acara virtual bersama Tokopedia, Jumat.
Adapun untuk pola asuh authoritarian atau otoriter merupakan pola asuh yang menjadikan orang tua sebagai fokus utamanya. Biasanya anak-anak dididik mengikuti semua aturan dan juga keinginan orang tuanya berdasarkan pengalaman turun temurun yang sudah diberikan.
Baca juga: Peringatan Hari Anak Nasional 2022 digelar di Lombok Timur
Anak-anak yang tumbuh dengan pola asuh ini cenderung takut berkomunikasi dengan hangat kepada orang tuanya dan terkadang kurang dapat memaksimalkan potensi dirinya. Selanjutnya untuk pola asuh permisif atau dikenal juga dengan istilah neglect parenting biasanya bertumpu hanya pada keinginan anak.
Orang tua cenderung mengikuti semua permintaan anak dan pada akhirnya ada aspek-aspek penting seperti kedisiplinan dan keteraturan yang tidak bisa dimiliki anak karena orang tua tidak memperhatikan kebutuhan utama anak.
Baca juga: Anak Autis mentas seni pada peringatan Hari Peduli Autis Sedunia
Akhirnya anak cenderung dimanjakan dan tidak bisa mengembangkan talenta dan potensinya untuk bisa belajar menjadi pribadi yang mandiri. "Jadi memang pola asuh yang terbaik itu yang model responsif, berada di tengah tidak terlalu otoriter tapi juga tidak terlalu memanjakan anak," kata Citra.
Pola asuh responsif dapat membentuk karakter anak untuk tetap seimbang dari segi kedisiplinan, keteraturan, hingga aspek kreativitas. Baik orang tua maupun anak terlibat menjalankan pola asuh ini karena anak dapat mengutarakan pendapatnya dan orang tua dapat membantunya menghadirkan keputusan-keputusan. Dengan demikian anak bisa tumbuh menjadi pribadi yang kuat tidak hanya secara fisik tapi juga mental ketika masuk ke lingkungan yang sesungguhnya di luar keluarganya.
Berita Terkait
Tingkat ekonomi dan pendidikan pengaruhi pengasuhan anak
Senin, 8 April 2024 13:03
Ahli sebut re-parenting salah satu cara berdamai dengan inner child
Senin, 12 Februari 2024 18:53
Banyak "quality time" dengan anak berdampak hingga dewasa
Rabu, 31 Januari 2024 18:26
Anak kurang waktu berkualitas akan sulit capai tugas perkembangan
Rabu, 31 Januari 2024 17:56
Biak libatkan orang tua siswa PAUD guna cegah stunting
Kamis, 14 September 2023 10:53
BKKBN educates Quality Family Village residents about nutrition
Minggu, 9 Juli 2023 6:14
Perusahaan rintisan Malang luncurkan aplikasi pengasuhan anak
Sabtu, 4 Maret 2023 18:06
Cara mengasuh anak lewat "mindful parenting"
Jumat, 17 Februari 2023 23:26