Disdik Kota Mataram ajak guru ikuti pelatihan kriya batik "Sasambo"

id sasambo,pelatihan,mataram,Disdik Mataram ajak guru ikuti kriya batik Sasambo,ajak guru ikuti pelatihan kriya batik Sasam

Disdik Kota Mataram ajak guru ikuti pelatihan kriya batik "Sasambo"

Kepala Dinas Pendidikan Kota Mataram Yusup S.Pd. (Foto: ANTARA/Nirkomala)

Mataram (ANTARA) - Dinas Pendidikan Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, telah melakukan kerja sama dalam bentuk MoU dengan pihak SMK 5 Mataram untuk memberikan pelatihan seni kriya batik Sasambo (sasak, samawa, mbojo) kepada para guru berbakat di wilayah setempat.

Kepala Dinas Pendidikan Kota Mataram Yusup S.Pd di Mataram, Kamis, mengatakan, pelatihan seni kriya batik Sasambo itu agar para guru bisa mencintai dan juga memiliki dasar pengetahuan membatik. Harapannya, mereka bisa mengikuti lomba desain Sasambo khas Kota Mataram.

"Jika kita sudah ada pemenang lomba dengan ikon khas Kota Mataram, barulah dibuat seragam khas batik Sasambo," katanya kepada sejumlah wartawan di sela kegiatan lomba "Fashion Show Sasambo Harum" di Jalan Pejanggik Kota Mataram.

Mataram memiliki banyak ikon seni kearifan lokal yang dapat dituangkan dalam kriya batik. Misalnya seperti, ikon Gapura Taman Sangkareang, Gapura Tembolak, dan Tugu Mentaram atau Tugu Mutiara.

Baca juga: Fashion show batik Sasambo angkat kearifan lokal
Baca juga: Program Kemitraan Masyarakat Desa Sedau: Sosialisasikan Budidaya Tumbuhan Obat Sasambo


Dikatakan, untuk memotivasi perajin batik Sasambo sesuai dengan arahan Wali Kota Mataram H Mohan Roliskana, penggunaan batik Sasambo akan dimulai dari kalangan jajaran pejabat dan ASN Dinas Pendidikan Kota Mataram.

Selanjutnya, kalangan guru diharuskan untuk menggunakan batik Sasambo setiap hari Kamis, minimal satu atau dua kali sebulan. "Sedangkan untuk siswa tingkat SD dan SMP akan mengadopsi ikon Kota Mataram dengan pemenang lomba desain seni kriya batik Sasambo. Namun mungkin untuk siswa butuh waktu lebih lama," katanya.

Pertimbangannya, kata Yusup, karena masing-masing sekolah harus menyesuaikan desain yang ada dengan identitas masing-masing sekolah. "Jadi untuk penerapan secara masif bagi siswa SD dan SMP sederajat tahapannya masih lama. Tapi kita akan mulai dari guru," katanya.