DKP Mataram mengeluarkan rekomendasi pembelian BBM untuk nelayan

id nelayan,mataram,kartu

DKP Mataram mengeluarkan rekomendasi pembelian BBM untuk nelayan

Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan (DKP) Kota Mataram  H Irwan Harimansyah. (Foto: ANTARA/Nirkomala)

Mataram (ANTARA) - Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, mengeluarkan ratusan rekomendasi kepada nelayan untuk membeli bahan bakar minyak (BBM) menggunakan jeriken.

"Rekomendasi ini sebagai satu solusi agar nelayan bisa tetap membeli BBM di SPBU menggunakan jeriken, untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan," kata Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan (DKP) Kota Mataram H Irwan Harimansyah di Mataram, Selasa.

Menurutnya, jumlah nelayan di Kota Mataram saat ini tercatat sebanyak 1.200 orang, dan sepertiganya atau sekitar 400 orang sudah mendapatkan rekomendasi dari DKP Kota Mataram.

Sisanya masih dalam proses dan kelompok nelayan yang ada sudah diinformasikan untuk mengurus anggota masing-masing agar mendapatkan rekomendasi.

"Bagi yang belum punya kartu tanda nelayan (KTN) juga harus diurus, sebab untuk mendapatkan rekomendasi nelayan harus punya KTN dan menunjukkan kartu tanda penduduk (KTP)," katanya.

Harapannya, dengan rekomendasi pembelian BBM untuk nelayan ini bisa menekan peluang pembelian BBM menggunakan jeriken bukan dari nelayan.

"Kalau tidak ada rekomendasi, kami khawatir banyak pembeli bukan nelayan," katanya.

Di sisi lain untuk membantu nelayan, DKP Kota Mataram juga telah berkoordinasi dengan Himpunan Wiraswasta Minyak dan Gas (Hiswana Migas) mencari solusi dampak kenaikan harga BBM bagi para nelayan guna menekan inflasi.

"Kami sudah berkoordinasi dengan Hiswana Migas agar Pertamina juga memberikan subsidi BBM untuk nelayan," katanya.

Dia berharap, subsidi BBM yang diberikan kepada para pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) juga diberikan kepada nelayan di Kota Mataram.

Menurutnya, subsidi BBM bagi nelayan juga sebagai upaya menekan inflasi dampak kenaikan BBM. Apalagi, pada rilis inflasi bulan Agustus 2022, tercatat ikan tongkol menyumbang inflasi di Mataram sebesar 0,06 persen.

"Inflasi itu terjadi karena harga ikan tongkol naik dari Rp5 ribu sampai Rp6 ribu menjadi Rp13 ribu per ekor, dan hasil tangkapan berkurang karena faktor cuaca dan kini dipicu lagi kenaikan BBM," katanya.

Ikan tongkol, tambahnya, merupakan jenis ikan yang mendominasi hasil tangkapan nelayan di Mataram. Hasil tangkapan ikan nelayan di Mataram mencapai 2.200 ton per tahun, dengan jenis ikan yang dihasilkan 80 persen ikan tongkol, sisanya jenis ikan karang seperti kerapu dan lainnya.