Dispar Mataram melanjutkan pembangunan Bale Budaya

id bale,budaya,dispar

Dispar Mataram melanjutkan pembangunan Bale Budaya

Kepala Dinas Pariwisata Kota Mataram H Nizar Denny Cahyadi. (Foto: ANTARA/Nirkomala)

Mataram (ANTARA) - Dinas Pariwisata Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, melanjutkan pembangunan Bale Budaya atau rumah budaya di areal Ruang Terbuka Hijau (RTH) Pagutan dengan anggaran Rp1,3 miliar.

Kepala Dinas Pariwisata Kota Mataram H Nizar Denny Cahyadi di Mataram, Kamis, mengatakan pembangunan Bale Budaya saat ini sudah pada tahapan pengerjaan rangka atap dan pemasangan kolom penyangga.

"Untuk rangka atap baru mencapai 10 persen, sedangkan kolom 30 persen," katanya.

Ia mengatakan, anggaran sebesar Rp1,3 miliar yang bersumber dari APBD Kota Mataram tahun 2022 digunakan khusus untuk merampungkan bangunan inti Bale Budaya.

Sementara untuk fasilitas penunjang lainnya, seperti ruang VIP, ruang ganti, toilet, lanskap, dan penataan taman di sekitarnya dilanjutkan pada tahun 2023.

"Kita targetkan tahun 2023 Bale Budaya sudah dapat dimanfaatkan untuk berbagai kegiatan seni, budaya, atau kegiatan-kegiatan sosial kemasyarakatan lainnya," kata dia.

Menurutnya, untuk pembangunan sarana dan fasilitas pendukung lainnya tahun depan, Dispar kembali akan mengajukan anggaran sekitar Rp500 juta lebih.

"Kalau untuk yang Rp500 juta, Insya Allah bisa kita dapat tahun depan sebab dalam tender Bale Budaya ada efisiensi anggaran Rp500 juta. Dari tender Rp1,8 miliar kontrak Rp1,3 miliar," katanya.

Kelebihan anggaran itulah akan diluncurkan kembali tahun 2023, tetapi jumlahnya bisa bertambah sesuai dengan kebutuhan tambahan fasilitas pendukung di Bale Budaya.

Menurut dia, Bale Budaya yang dibangun di areal RTH Pagutan ini, merupakan sebuah "becingah" atau aula serba guna khas Suku Sasak dengan ukuran 48x48 meter yang dapat digunakan untuk berbagai kegiatan seni, budaya, dan edukasi di kota ini.

Oleh karena itu, pembangunan Bale Budaya memang harus segera rampung agar bisa dimanfaatkan untuk kepentingan masyarakat sehingga bangunan itu dapat menjadi salah satu potensi pendapatan daerah yang baru.

Pihaknya yakin jika sudah rampung banyak EO (event organizer) terutama EO pernikahan akan melirik sebab areal Bale Budaya didukung dengan kawasan terbuka dan tempat parkir luas, sehingga bisa disewakan dengan harga lebih rendah dibandingkan tempat lain.

"Bale Budaya juga bisa digunakan untuk acara pernikahan, musik, dan kegiatan lainnya untuk menambah pemasukan daerah," katanya.