CHEVRON SIAP BANTU PERBAIKAN KORBAN GEMPA BOGOR

id

Bogor, 11/9 (ANTARA) - Perusahaan tenaga panas bumi PT Chevron Geothermal Salak menyatakan kesiapannya untuk membantu Pemerintah Kabupaten Bogor memperbaiki sarana umum yang mengalami kerusakan akibat gempa berkekuatan 4,8 Skala Richter, Minggu (9/9).

"Untuk rinciannya akan ada pembicaraan lanjutan, seperi apa bentuk bantuan yang diharapkan," kata Manajer PT Chevron Geothermal Salak (CGS)Ida Bagus kepada ANTARA di Bogor, Jawa Barat, Selasa.

Akibat gempa tersebut, ratusan rumah warga di tiga desa di Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor yakni Cibunian, Ciasmara, dan Purabakti rusak akibat gempa tersebut.

Wilayah operasi CGS berdekatan dengan tiga kecamatan di kawasan Gunung Salak, yakni Pamijahan di Kabupaten Bogor, serta Kabandangan dan Kalapanunggal, Kabupaten Sukabumi

Ia menambahkan bahwa bantuan dari CGS tersebut adalah khusus untuk kepentingan korban bencana, dan bukan program tanggung jawab sosial perusahaan (CSR).

"Kalau untuk CSR sudah merupakan kegiatan terencana," katanya menambahkan.

Menurut Ida Bagus, Bupati Bogor Rachmat Yasin saat meninjau posko bencana di Desa Cibunian, Kecamatan Pamijahan, Senin (10/9) memberikan apresiasi atas bantuan cepat tanggap CGS sesaat setelah gempa terjadi.

"Bantuan tahap awal kami kepada korban bencana adalah kebutuhan pokok yang memang dibutuhkan," katanya.

Sementara itu, kepada para korban bupati menyatakan bahwa untuk merehabilitasi sarana umum korban gempa Pemkab tidak sendiri.

"Ada pihak Chevron yang akan membantu, terutama pada fasilitas umum, kemudian BNPB dan BPBD Jawa Barat. Kita harus menyusun dulu berapa kebutuhannya, dalam waktu sepekan pasti sudah selesai," katanya.

Menurut dia, dalam tahap rehabilitasi itu juga disesuaikan dengan kebutuhan yang akan dibangun, yakni rumah permanen sederhana karena yang rusak ini adalah rumah di wilayah rawan bencana.

"Kita koordinasi saja antara Pemda dengan Chevron agar mereka tidak mendapatkan bencana kedua kalinya. Sementara untuk relokasi itu tidak mudah, kebanyakan relokasi berjalan tapi masyarakat tidak ingin pindah. Maka kita lihat, jika berada di posisi langganan bencana tentunya kita sarankan untuk pindah," katanya

Rachmat Yasin menambahkan, di wilayah rawan bencana seharusnya kontruksi bangunannya siaga bencana, sementara sebagian rumah yang rusak berat adalah bangunan tidak memenuhi standar.

"Kondisi seperti itu yang sering kali rentan bencana," katanya.

Bupati menegaskan bahwa prioritas rehabilitasi bagi korban gempa dengan kekuatan 4,8 Skala Richter yang terjadi pada Minggu (9/9) adalah pemulihan untuk rumah rusak berat.

"Kemudian fasilitas umum termasuk madrasah, mushala dan sekolah. Setelah itu baru yang rusak sedang dan rusak ringan," katanya.(*)