Kota Bengkulu (ANTARA) - Andika Dwi Pratama, mahasiswa program studi pendidikan matematika Universitas Muhammadiyah Bengkulu (UMB), mengaku sangat terbantu dengan adanya Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah karena dia bisa melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi tanpa harus mengeluarkan biaya.
"(Mendapatkan KIP Kuliah) melalui jalur tidak mampu. Ayah saya petani dan ibu saya ibu rumah tangga. Saya tiga bersaudara. Saat masuk kuliah, hanya bayar uang pendaftaran Rp600 ribu. Setelah lulus KIP, tidak ada lagi biaya yang harus saya bayarkan ke kampus," kata Andika saat ditemui di Universitas Muhammadiyah Bengkulu, Selasa.
Mahasiswa asal Seluma Timur, Kabupaten Seluma itu, bercerita bahwa ia mengetahui informasi mengenai KIP Kuliah dari guru di sekolahnya. Ia pun kemudian mendaftarkan diri dan dinyatakan lulus KIP Kuliah pada tahun 2020.
Selain mendapatkan bantuan dana pendidikan, Andika juga mendapatkan bantuan untuk biaya hidup sebesar Rp4,2 juta per semester.
"Respon orang tua saat menerima informasi itu, ya terus menarik saya untuk mengurus berkas dan menyemangati saya, Jadi begitu semangatnya beliau, karena saya memang ingin sekali kuliah, tapi karena terkendala dana, ibaratnya pernah putus harapan saat itu," ujar Andika.
Setelah mendapatkan KIP Kuliah, Andika mengatakan dia sama sekali tidak pernah meminta uang kepada orangtua untuk biaya kuliah maupun biaya hidupnya. "Sampai sekarang orang tua sama sekali tidak mengirimkan biaya. Tapi sesekali setiap pekan untuk pulang kampung, beliau menyisihkan untuk saya, karena bagaimana pun orang tua pasti mau memberi," katanya.
Di Universitas Muhammadiyah Bengkulu, penerima KIP Kuliah harus mempertahankan prestasinya dengan konsisten meraih IPK di atas 3.00. Untuk mempertahankannya, Andika mengatakan ia selalu berusaha meluangkan waktu untuk belajar. Ia juga selalu aktif dalam organisasi. "Terakhir IPK saya 3,42," katanya.
Hal yang sama juga dirasakan Fahreza Kurnia Sari, anak pertama dari dua bersaudara yang juga berasal dari keluarga tidak mampu. Sang ayah bekerja sebagai buruh serabutan sedangkan ibunya merupakan ibu rumah tangga.
Mahasiswa program studi kesehatan masyarakat Universitas Muhammadiyah Bengkulu itu menerima KIP Kuliah pada tahun 2021. Selain dana pendidikan, dia juga menerima bantuan untuk biaya hidup sebesar Rp5,7 juta per semester yang digunakannya untuk membayar kos dan kebutuhan sehari-hari.
Baca juga: Tantangan perguruan tinggi tidak hanya akses
Baca juga: Banyak kampus luar negeri mampu hadirkan inovasi kewirausahaan
"Dari orang tua jarang (mengirim uang). Saya ketika pulang tiap minggu bawa beras, cabai, dan bahan-bahan dapur supaya hemat. Ilmu kesehatan itu juga kan ada praktek, jadi uang itu saya gunakan juga untuk itu," ujarnya.
Untuk itu, Fahreza mengatakan KIP sangat sangat membantunya untuk melanjutkan pendidikan di bidang yang sangat ia idam-idamkan sejak lama. "KIP Kuliah sangat membantu saya karena saya berasal dari keluarga kurang mampu dan saya bercita-cita kuliah di bidang kesehatan. Karena kesehatan biayanya besar, dengan KIP saya bisa merasakan jadi mahasiswi ilmu kesehatan," katanya.