Mataram (ANTARA) - PT PLN (Persero) Unit Pelaksana Pembangkit Tambora akan membangun tower darurat sebagai upaya preventif perbaikan terkait dengan adanya anomali pada kaki tower nomor 97 arah Empang-Dompu, di Pulau Sumbawa, Nusa Tenggara Barat yang mengalami pergeseran.
Manager PLN Unit Pelaksana Pembangkitan (UPK) Tambora, Wayan Budi Laksana, melalui keterangan resmi di Mataram, Kamis, menjelaskan anomali yang terjadi pada kaki tower nomor 97 tersebut telah termitigasi oleh tim PLN.
"Seiring waktu dengan kontur tanah di tapak tower itu mempercepat terjadinya pergeseran tanah," katanya.
Ia mengatakan kaki tower bergeser dikarenakan cuaca dan kondisi tanah yang berada di daerah perbukitan yang labil sehingga berpotensi roboh dan mengganggu pasokan listrik pada Sistem Sumbawa-Bima.
Dampak dari pergeseran tersebut, menyebabkan tower mengalami deformasi sehingga kondisi tower menjadi kritis dan perlu segera ditangani agar dapat meminimalisir gangguan yang ada.
"Kami tidak mau mengambil risiko. Oleh sebab itu, seluruh tim melakukan tindakan cepat dengan membangun tower atau emergency recovery system (ERS) yang tujuannya agar pasokan listrik tetap aman dan terhindar dari gangguan yang tidak diinginkan," ujarnya.
Menurut Wayan, tower-tower transmisi merupakan prasarana yang vital dalam penyaluran tenaga listrik, termasuk tower 97 ini yang menjadi tulang punggung untuk mengevakuasi daya dan menyalurkannya ke Kota Bima dan sekitarnya.
Sebagai mitigasi jangka pendek, pembangunan tower ERS tersebut akan berfungsi mengambil alih sementara peran tower 97 yang mengalami kondisi kritis.
Ia mengatakan pekerjaan pembangunan tower ERS dilakukan tanpa melakukan pemadaman kepada pelanggan dengan melakukan rekayasa sistem operasi sehingga tidak mengganggu pasokan listrik kepada pelanggan.
Berkolaborasi dengan PLN dari Maluku dan Maluku Utara, sebanyak 40 pegawai diturunkan untuk mempercepat pekerjaan.
"Pembangunan tower berhasil dilaksanakan selama kurang lebih 40 hari, dan dimulai pada 1 November 2022," ucap Wayan.
Tower ERS tersebut, kata dia, dikirim dari PLN Maluku dan Maluku Utara, yang jaraknya sangat jauh sehingga membutuhkan waktu lama untuk proses ekspedisinya.